Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raksasa Properti China Terlilit Utang Rp 4.000 Triliun, Kok Bisa?

Kompas.com - 20/09/2021, 19:48 WIB
Mutia Fauzia

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu perusahaan terbesar di China, Evergrande mengalami krisis keuangan.

Dilansir dari CNN, Senin (20/9/2021), perusahaan itu berisiko mengalami gagal bayar utang.

Evergrande diketahui memiliki utang mencapai 300 miliar dollar AS atau sekitar Rp 4.260 triliun (kurs Rp 14.200) dengan bunga utang yang telah jatuh tempo sebesar 83,5 juta dollar AS.

Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan yang didirikan oleh miliarder China Xu Jiayin yang juga sempat menjadi orang terkaya di China, mengalami penggelembungan nilai utang untuk mendanai beragam proyek perusahaan dengan berbagai tujuan berbeda.

Nilai utang tersebut terus menggelembung tak terkendali hingga akhirnya pada beberapa pekan terakhir perusahaan memberi peringatan kepada investor mengenai permasalahan permodalan perusahaan.

Baca juga: Belum Lepas dari Jeratan Utang, Saham Evergrande Terjun Bebas

Pihak Evergrande pun mengatakan, perusahaan berisiko bakal mengalami gagal bayar karena tidak mampu menciptakan pendapatan dalam waktu cepat.

Peringatan Evergrande kepada investor terungkap pekan lalu, ketika perusahaan memberikan keterangan kepada bursa saham. Mereka mengaku kesulitan mendapatkan pembeli atas aset-aset perusahaan yang mulai di jual.

Penyebab Evergrande Terlilit Utang

Banyak ahli mengungkapkan, bisnis Evergrande yang terlalu ambisius adalah penyebab utama perusahaan itu terlilit utang.

Evergrande dinilai sudah menyimpang terlalu jauh dari inti bisnis mereka, yakni bisnis properti dan real estate.

"Evergrande Group telah menyimpang jaug dari bisnis inti mereka, hal itu merupakan bagian dari sumber kekacauan ini," ujar China Director of Economic Intelligence Unit Mattie Bekink.

Sementara itu, analis Goldman Sachs mengatakan, strutur perusahaan menjadi penyebab lain krisis keuangan Evergrande. Perusahaan pun menjadi kesulitan merumuskan proses pemulihan.

"Evegrande Group yang rumit serta kurangnya informasi yang memadai tentang aset dan kewajiban perusahaan (menjadi penyebab lain permasalahan perusahaan)," tulis analis Goldman Sachs dalam catatan mereka.

Baca juga: 21 Bank Setujui Restrukturisasi Utang Waskita Karya Senilai Rp 29,2 Triliun

Dilansir dari BBC, pemerintah China tahun lalu telah memberlakukan aturan baru untuk mengontrol jumlah utang raksasa real estate setempat. Aturan baru tersebut membuat

Evergrande menjual properti mereka dengan harga murah untuk memastikan dana mengalir dengan cepat dan bisnis bisa berjalan.

Namun demikian, perusahaan tersebut berjuang mati-matian untuk membayar bunga atas utang mereka.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com