Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Likuiditas Longgar, BCA Bakal Genjot Penyaluran Kredit

Kompas.com - 24/09/2021, 16:01 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berencana untuk terus menggenjot pertumbuhan kredit di tengah tren pemulihan ekonomi nasional, dengan tetap memprioritaskan prinsip kehati-hatian.

Bank swasta terbesar di Indonesia itu memiliki modal yang besar untuk mendongkrak penyaluran kredit perusahaan, dengan likuiditas yang masih sangat longgar.

Hingga paruh pertama tahun ini, BCA mencatatkan rasio kredit terhadap pendanaan atau loan to deposit ratio sebesar 62,4 persen, lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 2020 yakni sebesar 73,3 persen.

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F Haryn mengatakan, dengan kondisi likuditas tersebut, bank dengan kode emiten BBCA itu menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 4 persen sampai 6 persen hingga akhir tahun ini.

Baca juga: Satgas BLBI Minta Suyanto Gondokusumo Hadir, Boleh Pakai Zoom

"Perseroan berharap pertumbuhan kredit akan tumbuh di kisaran 4 persen - 6 persen pada tahun ini, ditopang oleh likuiditas yang masih memadai dan harapan akan pemulihan ekonomi sehingga dapat mendorong permintaan kredit," uharnya kepada Kompas.com, Jumat (24/9/2021).

Adapun realisasi penyaluran kredit BCA hingga semester I-2021 sebesar Rp 593,6 triliun, turun 0,3 persen secara tahunan (year on year/yoy).

"BCA terus berupaya mempertahankan tingkat pertumbuhan kredit yang sehat sejalan dengan kondisi permintaan pasar dan sekaligus menjaga kualitas kredit yang disalurkan," tutur Hera.

Korporasi masih akan menjadi salah satu segmen utama penyaluran kredit BCA, dengan sejumlah sektor industri tercatat telah mengalami pemulihan yaitu komoditas, telekomunikasi, dan infrastruktur.

"Namun, masih ada sektor lainnya yang membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama, yaitu hotel, pariwisata, tekstil, dan konstruksi," ucap Hera.

Baca juga: Pengawasan Layanan Bank Digital Bakal Terus Diperketat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com