Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Denon Prawiraatmadja
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan

Menyongsong Rebound Penerbangan Nasional

Kompas.com - 25/10/2021, 16:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam beberapa bulan belakangan ini, kondisi pandemi Covid-19 di tanah air sudah dapat dikatakan melandai.

Jumlah positif penularan virus penyebab Covid-19 dan jumlah kematian sudah sangat berkurang dibanding dengan bulan Juni-Juli-Agustus 2021, bahkan bila dibanding bulan-bulan sebelumnya.

Disinyalir ini karena jumlah penduduk yang sudah tervaksinasi sangat banyak. Hingga Oktober 2021, sudah lebih dari 64 juta penduduk yang tervaksinansi lengkap atau sekitar 30 persen dari 208 penduduk yang menjadi target.

Baca juga: Gagasan RI untuk Pulihkan Penerbangan Sipil Global Diterima

 

Jumlah yang baru tervaksinasi pertama bahkan lebih banyak lagi yaitu di atas 109 juta penduduk atau lebih dari 50 persen.

Hal ini tentu saja sangat menggembirakan. Karena orang dengan vaksinansi yang lengkap, setidaknya sudah bisa melakukan kegiatan dengan lebih longgar, walaupun tentu saja harus tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Beberapa sektor usaha sudah mulai bergairah, termasuk sektor transportasi udara (penerbangan) dan sektor turunannya seperti pariwisata. Menteri Pariwisata sudah mulai membuka beberapa tempat wisata baik untuk skala domestik maupun internasional di Bali. Namun tentu saja dengan protokol kesehatan yang ketat.

Vaksin-game changer

Kami di Inaca (Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia), sejak awal tahun 2021 sudah memprediksi bahwa vaksinasi masif dan gratis yang digagas oleh Presiden Joko Widodo akan menjadi game changer dalam penanganan pandemi covid-19 di Indonesia dan pemulihan perekonomian nasional, termasuk pemulihan bisnis penerbangan.

Kami menggandeng tim riset dari Universitas Padjajaran Bandung untuk menggagas white paper atau peta jalan menuju pemulihan kesehatan bisnis penerbangan nasional.

Hasil riset dapat disimpulkan bahwa bisnis penerbangan nasional akan mulai membaik atau rebound secara optimis pada 2022. Namun kajian tim juga menyatakan bahwa kondisi optimis tersebut sulit dicapai dan memaparkan ada kondisi moderat yaitu pada tahun 2024 dan kondisi pesimistis tahun 2025.

Sedangkan penerbangan internasional yang dilakukan di Indonesia, optimis rebound pada tahun 2023, moderat tahun 2025 dan pesimis tahun 2026.

Semua kesimpulan itu menggunakan program vaksinasi sebagai acuan. Artinya semakin berhasil program vaksinasi dengan ditandai semakin banyaknya penduduk yang sudah tervaksinasi, akan semakin cepat pula pemulihan terhadap bisnis penerbangan dan perekonomian nasional.

Baca juga: Naik Pesawat Wajib Tes PCR, Kemenhub: Tak Berlaku bagi Penerbangan ke Daerah Terpencil

 

Artinya vaksinansi menjadi game changer. Dan sepertinya hasil riset kami tersebut mulai terbuktikan pada saat ini.

Tentu saja ini menjadi khabar baik, tidak saja bagi para pelaku ekonomi atau operator penerbangan, juga bagi masyarakat. Karena dengan sektor penerbangan yang mulai menggeliat, maka transportasi orang dan barang akan lebih lancar lagi.

Masyarakat juga dapat menarik nafas lebih lega setelah lebih dari 1,5 tahun dilanda kecemasan akibat pandemi Covid-19.

Namun tentu saja, berkali-kali saya ingatkan, sesuai dengan pernyataan pemerintah bahwa protokol kesehatan jangan sampai kendor, harus tetap dilaksanakan dengan ketat.

ICAO CART

Terkait penanganan pandemi Covid-19 di penerbangan global, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) sudah memberikan pedoman yang diberi nama Council Aviation Recovery Task Force (CART) Report untuk semua stakeholder penerbangan global, baik itu regulator (pemerintah) maupun operator nya seperti maskapai, bandara dan sebagainya.

Ada 10 pedoman yang diberikan ICAO yaitu: (1) protect people harmonized but flexible measures; (2) work as one aviation team and show solidarity; (3) ensure essential connectivity; (4) actively manage safety-security-and health-related risks; (5) make aviation public health measures work with aviation safety and security systems; (6) strengthen public confidence; (7) distinguish restart from recovery; (8) support financial relief strategies to help the aviation industry; (9) ensure sustainability; (10) and learn lessons to improve resilience.

Secara garis besar, pedoman ini hampir sama dengan pedoman yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo yaitu bahwa untuk penanganan pandemi ini harus seperti memainkan “gas dan rem” antara kesehatan dan perekonomian dengan kesehatan masyarakat tetap menjadi acuan utama.

Artinya jika pandemi memburuk, maka kesehatan digas dan perekonomian direm. Sebaliknya kalau pandemi melandai, kesehatan direm, perekonomian digas.

CART ICAO sendiri juga menyatakan bahwa panglima dalam penanganan pandemi in adalah sektor kesehatan. Namun kesehatan di sini bukan hanya kesehatan masyarakat, kesehatan operator penerbangan juga harus turut diperhatikan.

Artinya jangan sampai operator penerbangan, terutama maskapai sebagai aktor utama dalam penerbangan, dikesampingkan dan dibiarkan bangkrut.

Karena sektor transportasi udara ini akan mempunyai peran yang sangat vital jika pandemi usai dan terjadi gelombang euforia masyarakat dalam berkegiatan.

Baca juga: AirNav Pastikan Kesiapan Antisipasi Kenaikan Jumlah Penerbangan ke Bali

 

Jika transportasi udara dibiarkan mati selama pandemi, maka rebound perekonomian global dan nasional bisa sangat terganggu dan bahkan tidak akan tercapai sesuai target yang ditentukan.

Rebound di Indonesia

Saat ini seluruh elemen masyarakat di Indonesia, termasuk pemerintah, tengah menanti rebound tersebut. Termasuk rebaoun di sektor penerbangan nasional.

Sektor penerbangan merupakan sektor yang vital, bahkan boleh dibilang sangat vital bagi Indonesia. Karena bentuk wilayahnya yang terdiri dari ribuan pulau dengan keseluruhan wilayah yang sangat luas (hampir 75 persen wilayah Eropa), maka transportasi yang paling utama adalah pesawat.

Pesawat bisa mengangkut penumpang dan barang (kargo) dengan cepat dan relatif banyak dengan selamat dan aman. Sehingga bisa dikatakan penerbangan adalah urat nadi bagi perekonomian Indonesia.

Rebound penerbangan nasional tentu saja sangat dinantikan oleh pemerintah dan masyarakat. Kebijakan Presiden Joko Widodo untuk menurunkan biaya tes PCR hampir separuh harga sehingga tidak membebani masyarakat yang ingin terbang, patut diapresiasi dan menjadi contoh semua pihak, bagaimana “gas dan rem” penanganan pandemi Covid-19 di tanah air dilaksanakan.

Dengan semakin melandainya kasus covid-19, vaksinasi yang dilaksanakan sangat masif, protokol kesehatan yang dijalankan dengan ketat, dan kesadaran mayarakat yang semakin baik terkait bahaya Covid-19, tentu tidak banyak alasan untuk menghalangi rebound penerbangan nasional.

Syarat-syarat penerbangan sebaiknya dipermudah. Hal-hal yang dianggap menghalangi dan tidak terlalu perlu seharusnya direm dulu.

Indonesia harus bersatu padu, bahu-membahu menyongsong rebound penerbangan dan perekonomian nasional secara sehat dan terkendali. Tentunya dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat. Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com