Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Waktu Tempuh Kereta Cepat dari Halim ke Padalarang

Kompas.com - Diperbarui 11/12/2021, 22:07 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung menuai banyak kritik. Salah satu yang jadi kontroversi, adalah letak stasiunnya yang berada jauh di pinggiran kota. 

Di Bandung contohnya, letak stasiunnya berada di Padalarang yang masuk Kabupaten Bandung Barat. Daerah yang terkenal dengan tambang batu kapurnya ini berjarak lebih dari 20 kilometer ke pusat Kota Bandung.

Padahal, Kota Bandung merupakan kantong paling besar calon penumpang. Stasiun kedua yang relatif paling dekat dengan Kota Bandung adalah Stasiun Tegalluar yang berada di Kabupaten Bandung. 

Baca juga: Melihat Lagi Janji-janji Jokowi soal Kereta Cepat 6 Tahun Lalu

Baik Padalarang maupun Tegalluar, merupakan wilayah pinggiran atau daerah penyangga Kota Bandung. Untuk menuju pusat Kota Bandung dari kedua wilayah tersebut, setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 30-40 menit, itu pun jika jalanan tanpa macet. 

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi membeberkan alasan mengapa pihaknya tidak membangun stasiun hingga Kota Bandung yang merupakan kantong calon penumpang terbesar. 

Ia bilang, untuk membangun stasiun hingga ke kota, membutuhkan biaya investasi sangat besar. Sehingga bisa berdampak pada pembengkakan biaya proyek konstruksi, terutama pada aspek pembebasan lahan. 

"Karena terkait dengan biaya pengadaan lahannya. Kalau trasenya melewati Kota Bandung kan pasti sangat mahal. Jadi trase KCJB tidak sampai kota, melainkan sampai Padalarang di Kabupaten Bandung Barat dan Tegalluar di Kabupaten Bandung," kata Dwiyana dalam keterangannya dikutip pada Sabtu (11/12/2021).

Baca juga: Mengapa Kereta Cepat Tidak Sampai Kota Bandung?

Di Jakarta pun setali tiga uang. Lokasi stasiunnya berada di Halim yang berada di pinggiran kota atau berada di kawasan perbatasan Bekasi dan Ibu Kota. 

Dwiyana menyebut, bagi penumpang yang hendak menuju Kota Bandung sebagai tujuan akhirnya, harus beralih mengguna moda transportasi lainnya.

Ia mencontohkan, penumpang kereta cepat bisa turun di Stasiun Padalarang, untuk kemudian berjalan kaki ke stasiun kereta api untuk berganti transportasi menggunakan kereta pengumpan atau feeder. 

Pihak PT KCIC dan PT KAI akan menyediakan kereta diesel atau KRD sebagai angkutan pengumpan yang disediakan untuk penumpang kereta cepat yang menuju Kota Cimahi dan Kota Bandung.  

"Jadi kan kalau orang mau ke Bandung ya bisa berhenti di Padalarang. Nanti akan ada kereta api cepat yang berada di samping (kereta) yang lama. Nanti itu ada pelayanan konektivitas dari KAI akan membuat kereta api feeder dari stasiun Bandung Kota, Cimahi dan Padalarang," kata Dwiyana.

Baca juga: Indonesia Menanggung Utang dari Proyek Kereta Cepat, Berapa Triliun?

Waktu tempuh Jakarta-Bandung

Sebagai informasi, sejatinya teknologi Kereta Cepat Jakarta Bandung bisa melesat dengan kecepatan sekitar 350 km per jam. Namun kereta tidak mencapai kecepatan maksimal karena rute jarak Jakarta-Bandung adalah 142 km. 

Belum lagi, kereta cepat masih harus berhenti di empat stasiun yakni Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar. 

Dengan perhitungan tersebut, waktu tempuh kereta cepat dari Jakarta menuju Padalarang atau sebaliknya adalah sekitar 36 menit dan 46 menit sampai ke Stasiun Tegalluar. 

Menurut rencana, pemberangkatan KA Feeder setiap 20 menit pada jam sibuk dan 30 menit di luar jam sibuk, atau menyesuaikan operasional kereta cepat.

Baca juga: Sebagai Negara Maju, Kenapa AS Enggan Mengembangkan Kereta Cepat?

Durasi perjalanan dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung sendiri diperkirakan memakan waktu 18 menit. Jika berhenti di Stasiun Cimahi, maka durasi perjalanan jadi 22 menit.

Waktu tempuh penumpang tujuan Kota Bandung itu belum menghitung waktu yang dihabiskan untuk menunggu kedatangan kereta pengumpan dan perjalanan transit dari stasiun kereta cepat menuju stasiun kereta api. 

Stasiun Halim Kereta Cepat Jakarta-BandungKCIC Stasiun Halim Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Dikritik jadi proyek nanggung

Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, menilai proyek ini terbilang nanggung lantaran trase yang dilewatinya tak sampai ke Kota Bandung. Sehingga penumpang masih harus berganti moda transportasi untuk menuju ke tengah kota.

Memang, waktu tempuh Jakarta-Bandung dipersingkat hanya 46 menit. Namun letak stasiun akhir yang berada di pinggiran, kata Djoko, malah nantinya akan merepotkan penumpang yang akan melanjutkan perjalanan ke Kota Bandung yang merupakan kantong calon penumpang terbesar. 

Baca juga: Nasib Kereta Cepat: Molor, Biaya Bengkak, Ratusan Ton Besinya Dicuri

"Kereta Cepat Jakarta-Bandung proyek yang nanggung, karena apa? Stasiun terakhirnya ada di pinggiran keramaian, bukan di Kota Bandung," ujar Djoko.

Lanjut Djoko, kereta cepat yang menghubungkan Jakarta-Bandung yang digadang-gadang hanya butuh waktu 36 menit, akan percuma jika akses ke tengah kota masih macet. 

Jika demikian, stasiun kereta cepat tak ubahnya seperti bandara yang lazimnya berada di pinggiran. Di negara asalnya, dengan keunggulan letak stasiunnya, kereta cepat adalah pesaing utama pesawat udara yang memang diperuntukan untuk rute jarak jauh. 

"Ibaratnya lucu, dia kereta cepat sekitar 30 menit dari Jakarta ke Bandung, tapi cuma sampai Tegalluar. Keluar dari Stasiun Tegalluar terus mau ngapain kalau ujungnya tengah Kota (Bandung) macet-macetan berjam-jam," ujarnya. 

Kondisi ini tentu berbeda dengan ketika masyarakat menggunakan kereta reguler Argo Parahyangan. Meski waktu tempuhnya sekitar 3 jam, namun penumpang bisa turun di jantung Kota Bandung, harga tiketnya pun jauh lebih murah ketimbang kereta cepat.

Baca juga: Sri Mulyani Beberkan Alasan APBN Dipakai untuk Nombok Kereta Cepat

Sebagai perbandingan, di negara asalnya yakni China, stasiun kereta cepat yang menghubungkan dua kota terbesar Beijing dan Shanghai, berada di pusat kota sebagaimana stasiun kereta api yang sudah lebih dulu eksis. 

Di Beijing, lokasi stasiun ada di Beijing South Railway Station yang berada di Distrik Fengtai. Sementara di Shanghai, stasiunnya adalah Shanghai Hongqiao Railway Station.

Dengan lokasi stasiun yang lebih dekat dengan jantung kota, kereta cepat menjadi pesaing dari pesawat udara yang mana lokasi bandara lazimnya berada di pinggiran. 

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku tak mempersoalkan tidak adanya stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Kota Bandung. Sebab, warga Kota Bandung yang ingin menggunakan Kereta Cepat difasilitasi kereta feeder dari Stasiun Bandung ke Stasiun Hub Padalarang.

Baca juga: Sederet Alasan Jonan Menolak Proyek Kereta Cepat Saat Jadi Menhub

"Jadi nanti pakai Kereta Cepat ke Padalarang, dari Padalarangnya naik kereta khusus. Jadi misalnya orang Bandung ke Kebon Kawung (Stasiun Bandung) ya dia naik kereta khusus sampai Padalarang baru ngabret naik Kereta Cepat sambil menunggu nanti investasinya memungkinkan membangun fundamentalnya di Tegalluar," ujar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, beberapa waktu lalu. 

Emil pun memaklumi segala dinamika yang terjadi dalam proses pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Sebab, proyek itu merupakan inovasi baru yang pasti menemukan banyak tantangan.

Foto udara pembangunan jembatan pada proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Sabtu (27/11/2021).ANTARA via BBC INDONESIA Foto udara pembangunan jembatan pada proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Sabtu (27/11/2021).

Baca juga: Kereta Cepat Diguyur Duit APBN Rp 3,4 Triliun dan Utang dari China

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com