Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

G20 Bakal Turun Tangan Urusi Utang Negara Miskin

Kompas.com - 29/01/2022, 13:07 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Utang negara-negara miskin yang membumbung tinggi saat pandemi turut menjadi pembahasan dalam forum elit G20. Pembahasan utang masuk dalam topik kesinambungan utang (debt sustainability) untuk negara-negara miskin.

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional, Wempi Saputra mengatakan, nantinya 20 negara bakal "mengurusi" utang negara miskin hingga tercapai kesepakatan konsensus, yakni negara pemberi utang perlu memberikan restrukturisasi.

"(Negara miskin) enggak punya pendapatan, enggak punya resource lagi, utangnya banyak. Biasanya utang untuk pembangunan sehingga dalam forum G20 negara maju yang mengutangi negara miskin tadi melakukan program restrukturisasi," kata Wempi dalam diskusi media di Jakarta, Jumat (28/1/2022).

Baca juga: Bolehkah Debt Collector Merampas Kendaraan Penunggak Utang di Jalan?

Wempi menuturkan, ada ratusan negara miskin yang mengalami peningkatan utang selama pandemi Covid-19 karena keterbatasan fiskal. Negara miskin itu banyak terletak di  Afrika dan dekat Gurun Sahara.

Adapun untuk memberikan restrukturisasi, antar negara akan melalui perundingan pelik yang mungkin saja berbeda satu sama lain. Di sini, Indonesia sebagai presidensi G20 akan menjadi wasit dan mencatat semua masukan atau usulan dari negara-negara tersebut.

"Indonesia sekarang ini sebagai presidensi, masing-masing negara punya pandangan. Kita menggalang (pandangan) negara maju, itu Zambia, Angola, (mau) diberi bantuan apa enggak?," ucap Wempi.

Mekanisme bantuan berbeda-beda, antara negara dengan negara (government to goverment/G to G) atau dengan korporasi di suatu negara maju.

"Begitu ada kesepakatan, Indonesia menjadi wasit. Keseluruhan itu nanti kita bahas di forum deputy, level eselon I dengan menteri (minister). Begitu ada kesepakatan dituangkan dalam komunike, itu yang menjadi referensi bahwa restrukturisasi utang di negara miskin bisa dijalankan," jelas Wempi.

Untuk merelaksasi utang, negara-negara ini juga membahas pendamping restrukturisasi. Biasanya, pendampingnya adalah bank pembangunan multilateral (multilateral development bank) seperti ADB, maupun Bank Dunia dan IMF.

"Yang penting konsensusnya tercapai bahwa kita (G20) kasih restrukturisasi. Nah bantuan ini orang sangat mengharapkan Indonesia menjadi wasit, itulah bantuan kita kepada global. Jadi bukan utang kita yang diurusi, tapi utangnya negara miskin yang mungkin ada sekitar 100 negara," tandas Wempi.

Baca juga: Janji Pemerintah Jokowi Bangun Ibu Kota Baru: Hindari Utang dan Tidak Bebani APBN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Whats New
6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

Spend Smart
Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Whats New
[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

Whats New
OJK Sesuaikan Pengawasan Perbankan dengan Kebijakan Global

OJK Sesuaikan Pengawasan Perbankan dengan Kebijakan Global

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com