Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Pandemi sebagai Musim Dingin, Sri Mulyani: Musim Semi yang Ceria Pasti Datang

Kompas.com - 11/03/2022, 16:07 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menggambarkan kondisi perekonomian dua tahun terakhir yang terpukul pandemi Covid-19, seperti musim dingin. Meski demikian, ia meyakini akan tiba masa berakhirnya pandemi Covid-19 dan ekonomi pulih kembali, yang disebutnya sebagai musim semi.

"Pepatah yang sangat menggambarkan suasana saat ini, 'no matter how long the winter, spring is sure to follow'. Betapa pun lamanya musim dingin yang beku, gelap, murung, dan mencekam, musim semi yang ceria pasti akan datang," ujarnya dalam acara Dies Natalis ke-46 UNS, Jumat (11/3/2022).

Sri Mulyani mengatakan, sejak Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengumumkan Covid-19 menjadi sebuah pandemi pada Maret 2020 lalu, kehidupan dan kegiatan manusia pun terhenti seketika. Ia bilang, kondisi itu merupakan musim dingin yang muram dan mencekam dunia.

Baca juga: Sri Mulyani: Kami Senang Ada yang Pamer Harta di Medsos, Langsung Petugas Pajak Datang

Kala itu jalanan menjadi kosong karena kendaraan berhenti berlalu-lalang. Begitu pula dengan sekolah, perkantoran, hingga tempat ibadah menjadi kosong karena manusia menghentikan aktivitasnya untuk menekan penyebaran Covid-19.

"New York, kota yang tidak pernah tidur tiba-tiba kosong dan sepi. Mekkah yang selalu penuh jemaah umrah dan haji ditutup dan menjadi sunyi. Lalu Jakarta, jalan Sudirman dan Thamrin yang tidak pernah putus lalu-lalang kendaraan seketika kosong," ungkap dia.

Menurut dia, pandemi Covid-19 adalah kejadian luar biasa yang dampaknya sangat dahsyat. Dalam dua tahun Covid-19 berjalan sudah sekitar 500 juta orang di dunia terpapar, dengan lebih dari 6 juta orang meninggal dunia.

Angka kematian itu, lanjutnya, jauh lebih tinggi dibandingkan pada situasi-situasi pandemi sebelumnya. Seperti Flu Hong Kong dengan 1 juta kematian, Flu Babi 200.000 kematian, Ebola 11.300 kematian, dan Sars 770 kematian.

"Musibah pandemi datang tanpa sapa pembuka, memporakporandakan kehidupan manusia di seluruh dunia, tanpa membedakan lokasi, suku, bangsa, ras, dan agama," kata Sri Mulyani.

Ia mengakui, pandemi Covid-19 merupakan salah satu tantangan terbesar pada abad ini yang dunia pun tak siap menghadapinya. Pada sisi ekonomi, dampaknya membuat konsumsi masyarakat terhambat dan investasi tertunda.

Selain itu, harga komoditas juga jatuh, yang bahkan harga minyak mentah dunia pernah mencapai -37 dollar AS per barrel pada April 2020. Begitu pula pada harga saham dunia yang rontok seketika.

Baca juga: Sri Mulyani: Pemda Boleh Terbitkan Surat Utang, tapi Hati-hati Bangkrut...

Kendati kondisi perekonomian dua tahun terakhir diakuinya merupakan masa yang sulit dilalui, namun Sri Mulyani meyakini suatu saat akan tiba masa ekonomi kembali pulih, mengakhiri keterpurukan akibat pandemi.

Oleh sebab itu, ia menilai, Indonesia harus mampu memanfaatkan momentum krisis ini untuk melakukan reformasi, agar tak hanya sekedar bertahan tetapi mampu keluar dari krisis dengan prestasi.

"Seperti ungkapan pepatah tadi, seberapa pun panjang dan menekan pandemi Covid-19 yang begitu dahsyat, maka penyembuhan dan pemulihan pasti terjadi," pungkasnya.

Baca juga: Proses Pemulihan Ekonomi Menurut Sri Mulyani: Ibarat Naik Roller Coaster dan Mobil, Enggak Mulus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com