Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: IKN Nusantara Akan Jadi Motor Inovasi Pembangunan Ekonomi Masa Depan

Kompas.com - 22/03/2022, 12:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik. Salah satu pendorongnya yaitu pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara.

"Pengembangan IKN (Nusantara) akan jadi salah satu motor pengerak pertumbuhan ekonomi, terutama Indonesia bagian timur, dan akan jadi motor inovasi bagi akselerasi pembangunan ekonomi masa depan," kata Jokowi dalam acara CNBC Economic Outlook 2022, Selasa (22/3/2022).

Selain itu, Presiden mengatakan bahwa ada sejumlah pondasi yang dibangun sejak 2021 sehingga diyakini mendorong pemulihan ekonomi setelah terimbas pandemi Covid-19 selama dua tahun.

Baca juga: Sri Mulyani soal Kenaikan PPN: Bukan untuk Menyusahkan Rakyat

"Memasuki tahun 2022 ini kita memiliki pondasi yang semakin baik. Pertama kita temasuk negara yang berhasil dalam menangani pandemi, kasus penyebaran Covid-19 cukup bisa dikendalikan," ujarnya

Menurut Jokowi, pengendalian pandemi Covid-19 dengan tidak menerapkan kebijakan lockdown nasional, membuat perekonomian Indonesia selama dua tahun tetap bergerak meski terbatas. Kondisi ekonomi yang terus bergerak ini diinilai mempermudah akselerasi perekonomian di 2022.

Jokowi mengatakan pondasi kedua yaitu dilakukannya reformasi strukural yang fundamental dan komprehensif dengan penerbitan Undang-Undang Cipta Kerja pada tahun lalu. Jokowi menilai, aturan yang menyederhanakan birokrasi untuk investasi itu, merupakan pondasi besar yang hasilnya akan terlihat dan dinikmati pada 2022.

Baca juga: Jokowi: Perang Bikin Pusing Semua Negara, Perdalam Krisis Ekonomi Dunia

Pondasi ketiga yaitu mulai dilakukannya hilirisasi secara besar-besaran sejak 2021. Pemerintah mulai menyetop sejumlah ekspor bahan baku atau raw material dan mendorong hilirisasi dalam negeri.

"Tahap demi tahap hilirisasi akan semakin tinggi dan meningkat sehingga akan terus menggerakan ekonomi serta menciptakan lapangan kerja dalam negeri," kata Mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Baca juga: Jokowi soal Transisi Energi: Negara dengan Beban Berat Harus Dibantu

Sementara pondasi keempat yakni semakin menguatnya ekonomi digital sebagai basis baru perekonomian. Hal itu tercermin dari semakin banyaknya startup yang kini berstatus unicorn, bahkan ada yang berhasil mencapai decacorn pada tahun lalu.

"Hal ini sebagai bukti infrastruktur digital semakin meluas dan eksositem digital semakin kondusif," kata dia.

"Dengan pondasi-pondasi tersebut saya meyakini kita bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi jauh lebih baik di 2022," lanjutnya.

Jokowi memastikan, dengan pondasi yang sudah terbangun itu, pemulihan ekonomi akan terus didorong. Ia bilang, hilirisasi akan terus dilanjutkan dengan menghasilkan produk turunan yang lebih banyak dan lebih variatif.

Baca juga: Kepala BIN Bicara Minyak Goreng, Ungkap Alasan Pemerintah Cabut HET

Hilirisasi itu diyakini akan membuat masuknya investasi yang lebih besar sehingga membuka lapangan kerja yang semakin banyak. Selain itu, nilai ekspor pun diyakini akan terus meningkat sehingga memperbaiki neraca pembayaran dan memperkokoh fiskal serta moneter Indonesia.

"Ini akan semakin memperkokoh fondasi perekonomian kita," kata Jokowi.

Selain itu, pemerintah juga akan mendorong pemulihan dengan mempercepat pengembangan ekonomi hijau. Indonesia memiliki sumber daya alam yang besar untuk pengembangan energi hijau yang lebih murah, sehingga diharapkan bisa meningkatkan daya saing di era ekonomi hijau.

Baca juga: Link untuk Kirim Saran Penyusunan Aturan di IKN Nusantara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com