Menurutnya, PLTA bisa diandalkan sebagai pembangkit yang bisa menggantikan peran Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara. Lantaran, harga listrik yang berasal dari PLTA kini sudah semakin turun dan kompetitif.
Aldo mengakui, biaya pembangunan PLTA memang mahal, namun setelah beroperasi, produksinya lebih murah dibandingkan PLTU karena tidak menggunakan batu bara yang harganya fluktuatif.
Menurut data PLN harga jual listrik PLTA saat ini sudah berada di kisaran Rp 943-Rp 945 per kWh, atau di bawah biaya pokok penyediaan pembangkitan nasional tahun 2020 yang sebesar Rp 1027 per kWh.
Adanya potensi tersebut, membuat Arkora mempercepat perkembangan energi terbarukan di Indonesia melalui pembangunan dan pengoperasian PLTA aliran sungai langsung (run-of-river).
"Jadi PLTA ini bisa diandalkan sebagai pembangkit beban dasar (base load power plant), yang bisa menggantikan peran PLTU batu bara di masa datang," tutup Aldo.
Baca juga: Birokrasi, Harga dan Pengembangan PLTA di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.