Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Dana Darurat, Mengapa Penting Dimiliki Keluarga?

Kompas.com - 31/03/2022, 09:00 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Berapa pun jumlahnya, mendapatkan bunga tentu menguntungkan dan menambah semangat menabung.

Risiko tidak memiliki dana darurat

Menyiapkan dana darurat mungkin disepelekan karena seseorang tidak pernah tahu kapan hal buruk atau tidak terduga terjadi. Terlebih, seseorang atau keluarga telah membayar asuransi kesehatan, kendaraan, dan lainnya.

Masalahnya, jika seseorang tidak mampu mengatasi suatu masalah finansial, persoalan lain yang sebelumnya kecil bisa menjadi besar. Contohnya adalah telat berobat atau membayar utang yang menimbulkan kerugian fisik dan perencanaan keuangan.

Berikut beberapa risiko atau konsekuensi jika tidak memiliki dana darurat.

1. Bertambahnya bunga pinjaman

Orang yang tidak memiliki dana darurat kemungkinan besar akan menggunakan kartu kredit atau pinjaman uang lainnya untuk mencukupi kebutuhan tak terduga.

Baca juga: Mau Dapat Penghasilan Tambahan Lumayan? Ini Ragam Bisnis yang Bisa Dicoba

Berutang atau menggunakan kartu kredit dalam kurun waktu tertentu secara terus menerus tentu akan memberatkan peminjam.

Lebih buruk lagi, telat membayar bisa memperburuk skor kredit seseorang untuk mendapatkan pinjaman. Belum lagi ada biaya bulanan dan denda karena telat membayar yang akan semakin memperburuk masalah.

2. Berpotensi kehilangan barang yang dimiliki

Dana darurat berguna untuk mengantisipasi hal-hal tak terduga terjadi. Oleh karenanya, hal itu bisa menjadi masalah jika seseorang memiliki pegangan.

Tanpa dana darurat, atap rumah yang bocor, ban mobil yang harus diganti, laptop yang rusak, dan barang lain yang harus segera diganti bisa menambah masalah pekerjaan dan kenyamanan.

Tak hanya itu, dana darurat bisa dimanfaatkan untuk membayar cicilan ketika musibah terjadi. Jika tidak memiliki dana darurat, seseorang juga berpotensi kehilangan rumah, kendaraan, dan barang lainnya.

3. Memperburuk kesehatan

Bagi seorang atau anggota keluarga yang memerlukan pengobatan jalan tapi tidak ditanggung asuransi kesehatan, tidak memiliki dana darurat bisa memperburuk kesehatan.

Baca juga: Tidak Sembarangan, Ini Bisnis yang Cocok untuk Pemula

Hal itu juga menambah hal buruk lainnya, seperti timbulnya komplikasi, mengganggu pekerjaan, hingga biaya berobat yang membengkak.

Beda dana darurat dengan tabungan keluarga

Seperti disinggung di atas, dana darurat idealnya ditaruh di rekening berbeda atau menggunakan layanan keuangan tertentu. Hal ini tentu membedakan dana darurat dari tabungan keluarga biasa.

Dari tujuannya, dana darurat digunakan untuk memenuhi kebutuhan saat hal tak terduga terjadi. Sebaliknya, tabungan biasa bisa digunakan untuk keperluan lain, termasuk yang sifatnya tidak terlalu penting.

Dana tabungan digunakan untuk membeli jasa atau barang yang sifatnya penting pada masa-masa keuangan yang cenderung sedang stabil dan keputusan memakai dana ini bukanlah sesuatu yang selalu bersifat urgen.

Selain sebagai uang kas keluarga, dana tabungan juga bisa dipecah-pecah lagi ke beberapa tujuan, seperti tabungan uang muka rumah, pensiun, hingga liburan.

Baca juga: Sama-sama Penting, Ini Bedanya Dana Darurat dengan Tabungan

Sebagai contoh, tabungan keluarga bisa dikeluarkan untuk biaya pendidikan anak pada masa depan, membeli mobil baru, perjalanan ibadah, hingga liburan keliling dunia.

Sementara itu, dana darurat dikeluarkan untuk biaya kebutuhan hidup sehari-hari, biaya kesehatan, tagihan pendidikan, harga cicilan atau perbaikan rumah dan kendaraan.

Lantas, mana yang lebih penting? Keduanya sama-sama penting. Namun, dana darurat sepatutnya didahulukan karena akan membantu menghadapi kebutuhan mendesak.

Tips dan strategi mengatur dana darurat bagi keluarga

Setelah mengetahui alasan pentingnya mempersiapkan dana darurat dan konsekuensi jika tidak memilikinya, berikut tips dan strategi mengatur dana darurat bagi keluarga.

1. Pahami kondisi keuangan

Sebelum mempersiapkan dana darurat, pahami dulu kondisi keuangan, seperti berapa penghasilan dan pengeluaran setiap bulan.

Baca juga: Ini Pentingnya Dana Darurat bagi Pelajar dan Mahasiswa

Dengan mencatat arus kas, hal tersebut akan memudahkan untuk menyisihkan uang khusus dana darurat, termasuk untuk keperluan lain, seperti berinvestasi dan menabung.

Memahami kondisi keuangan juga penting untuk membuat perencanaan keuangan dan menentukan prioritas, seperti alokasi dana darurat, dana tabungan, hingga investasi.

Di samping itu, tak kalah penting untuk memahami kondisi finansial sendiri juga mencegah melakukan pengeluaran yang tidak perlu.

2. Tentukan jumlah dana darurat

Setelah mengetahui besaran uang yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan sehari-hari, lakukan perhitungan prediktif untuk mencukupinya per bulan.

Sebagai contoh, untuk keluarga berpenghasilan Rp 5 juta per bulan dan pengeluaran Rp 4 juta per bulan memiliki sisa uang Rp 1 juta untuk ditabung.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com