Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MLFF Bakal Gantikan E-Toll, Simak Cara Bayar Tol dari Waktu ke Waktu

Kompas.com - 22/05/2022, 14:14 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembayaran jalan tol dengan transaksi non-tunai nirsentuh atau multi lane free flow (MLFF) akan menggantikan sistem e-toll yang sekarang berlaku.

Pemerintah berencana memperkenalkan sistem pembayaran MLFF di jalan tol pada akhir 2022. Sementara, untuk penerapan secara penuh baru akan dilaksanakan pada akhir 2023.

Seperti yang telah diberitakan, Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi mengatakan, saat ini sistem pembayaran MLFF masih dalam proses riset oleh pihak terkait.

“Ini masih dalam proses riset oleh pihak dari badan pengatur jalan tol (BPJT), termasuk PUPR dan badan usaha jalan tol (BUJT),” ucap Budi pada Rabu (18/5/2022).

Baca juga: Cara Kerja Sistem MLFF Gunakan GNSS, Pengganti E-toll

Sistem ini sebenarnya telah diproyeksikan sejak beberapa tahun lalu. Bahkan, idenya sudah tercetus sejak jalan tol mulai memperkenalkan pembayaran non-tunai dengan uang elektronik untuk seluruh ruas tol di Indonesia.

Saat ini, pembayaran jalan tol masih menggunakan uang elektronik. Sedikit catatan, pembayaran menggunakan uang elektornik ini telah diterapkan sejak 2017.

Pada waktu itu pembayaran non-tunai menjadi bagian dari upaya meningkatkan pelayanan pengguna tol khususnya berkaitan dengan kemudahan transaksi, kecepatan waktu bertransaksi, dan antisipasi terjadinya antrean kendaraan di gerbang tol.

Dilansir dari laman resmi bpjt.pu.go.id, pembayaran non-tunai dengan uang elektronik untuk seluruh ruas tol pada Oktober 2017 dipercaya menjadi salah satu langkah peningkatan penggunaan uang elektronik menuju transaksi tol tanpa henti (Multi Lane Free Flow/ MLFF).

Bahkan sempat terbetik kabar, waktu itu rencananya transaksi yang sepenuhnya menggunakan teknologi berbasis nirsentuh (MLFF) akan diterapkan sejak 31 Desember 2018.

Beberapa tahun berselang, transaksi tol tanpa henti atau MLFF ini semakin dekat dengan realisasinya. Pembayaran nirsentuh ini akan segera menggantikan pembayaran dengan uang elektronik yang telah dijalankan selama 5 tahun.

Mulanya, pembayaran di gerbang tol menggunakan transaksi tunai. Antrean kendaraan kerap mengular di depan pintu masuk tol karena pembayaran butuh waktu yang lebih banyak.

Belum lagi, layanan tunai ini juga memiliki potensi human error, misalnya salah hitung. Pengguna perlu dengan teliti menghitung kembali uang yang ia terima dari petugas.

Pembayaran tunai sudah dilakukan sejak jalan tol pertama kali dibangun di Indonesia pada tahun 1978. Sejarah jalan tol dimulai sejak dioperasikannya jalan tol Jagorawi dengan panjang 59 km (termasuk jalan akses), yang menghubungkan Jakarta, Bogor, dan Ciawi.

Dikutip dari laman resmi BPJT, pembangunan jalan tol yang dimulai tahun 1975 ini, dilakukan oleh pemerintah dengan dana dari anggaran pemerintah dan pinjaman luar negeri yang diserahkan kepada PT. Jasa Marga (persero) Tbk. sebagai penyertaan modal.

Selanjutnya PT. Jasa Marga ditugasi oleh pemerintah untuk membangun jalan tol dengan tanah yang dibiayai oleh pemerintah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com