Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Said Abdullah
Ketua Badan Anggaran DPR-RI

Ketua Badan Anggaran DPR-RI. Politisi Partai Demoraksi Indonesia Perjuangan.

Hantu Stagflasi dan Ketahanan APBN 2022

Kompas.com - 15/07/2022, 11:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Membesarnya target belanja ini memberi ruang penambahan alokasi belanja subsidi dan kompensasi energi. Pemerintah mendapatkan tambahan alokasi subsidi energi sebesar Rp 74,9 triliun, dan tambahan alokasi pembayaran kompensasi BBM dan listrik sebesar Rp 275 triliun, terdiri dari kompensasi BBM sebesar Rp 234 triliun serta kompensasi listrik sebesar Rp 41 triliun. Selain itu masih ada tambahan program perlindungan sosial sebesar Rp 18,6 triliun untuk menjaga daya beli masyarakat miskin.

Dengan postur baru APBN 2022 yang lebih besar, ditambah dengan realisasi APBN semester 1 tahun 2022 menunjukkan kinerja yang positif. Realisasi penerimaan perpajakan hingga Mei 2022 mencapai Rp 846,12 triliun yang terdiri dari penerimaan perpajakan 705,82 triliun dan bea cukai Rp 140,3 triliun. Realisasi penerimaan perpajakan dan cukai ini mencapai 47,4 persen dari target Rp 1.784 triliun. Sedangkan realisasi penerimaan PNBP (penerimaan negara bukan pajak) hingga Mei 2022 sebesar Rp 224,14 triliun atau 46,5 persen dari target sebesar Rp 481,6 triliun.

Realisasi belanja subsidi menunjukkan balance sheet yang baik. Realisasi belanja hingga akhir semester 1 tahun 2022 mencapai Rp 938,17 triliun atau 30,2 triliun dari pagu belanja negara sebesar Rp 3.106,4 triliun. Khusus untuk belanja subsidi dan bunga SBN menunjukkan tata kelola yang sehat dan baik. Belanja subsidi sampai semester 1 tahun 2022 mencapai Rp 96,4 triliun atau 34,0 persen dari pagu APBN. Realisasi subsidi tersebut terdiri dari subsidi energi sebesar Rp 75,6 triliun atau 36,2 persen pagu APBN. Sementara realisasi subsidi non energi sebesar Rp 20,8 triliun 27,9 persen dari pagu APBN.

Belanja bunga dan pinjaman mencapai Rp 186,1 triliun atau 45,8 persen dari pagu anggaran sebesar Rp 405,86 triliun. Terjadi peningkatan beban bunga SBN tertinggi di Juni 2022 di mana imbal hasil SBN menyentuh level 7,53 persen. Peningkatan tersebut telah melampaui target dalam APBN sebesar 6,8 persen. Dari bekal kinerja APBN semester 1 tahun 2022, ditambah dengan sal dan atau silpa tahun lalu, pemerintah memiliki likuiditas yang memadai.

Karena itu, strategi penarikan SBN kita juga berubah dari semula mengedepankan front loading strategy menjadi backloading strategy. Pendekatan ini dapat mengurangi penarikan utang baru di tengah mahalnya cost of fund. Terlihat penarikan SBN yang dilakukan pemerintah pada semester 1 lalu sangat rendah, hanya Rp 182,4 triliun atau hanya 19 persen dari pagu.

Dengan kinerja APBN dan pilihan pendekatan yang akurat, kita perlu yakin APBN sangat kredibel dan memiliki daya tahan menghadapi guncangan eksternal yang ada. Dengan tetap mempertimbangkan resiko resiko eksternal, diimbangi pengelolaan APBN yang sehat, kita tetap optimis pertumbuhan ekonomi kita di tahun 2022 ini pada kisaran 4,7- 5,2 persen.

Namun upaya memitigasi resiko tidak cukup dari tata kelola APBN yang prediktif. Langkah lain adalah pemerintah perlu menggerakkan forum G 20 lebih optimal, menghindarkan forum G20 dari aksi bullying terhadap Rusia seperti yang dilakukan Barat dan sekutunya. Terus mengoptimalkan pembukaan jalan pengurangan sanksi terhadap Rusia, terutama mendorong upaya distribusi kembali pangan, pupuk, dan migas Ukraina dan Rusia ke pasar global, sejalan dengan mendorong perundingan perdamaian untuk menyelesaikan perang. Tanpa berakhirnya perang, dan produk-produk komoditas Rusia tetap tidak masuk ke pasar global, ekonomi global akan senantiasa dalam bayang bayang hantu stagflasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com