Dana yang dipakai dalam pembangunan 13 MRMP itu berasal dari Penyertaan Modal Negara (PNM) sebesar Rp 2 triliun. PNM tersebut sudah diberikan sejak tahun 2016 lalu.
Fasilitas MRMP yang kini dimiliki Bulog telah membangkitkan optimisme Indonesia untuk swasembada pangan dan tidak lagi mengandalkan mengimpor beras dari luar negeri.
Baca juga: Masa Lalu Mendag Zulhas dan Banyaknya Alih Fungsi Hutan Jadi Sawit
Manajer Operasi MRPM Kendal Mochamad Aziz Latif mengatakan fasilitas terbaru MRPM telah menerapkan konsep ekonomi sirkular yang mengoptimalkan sumber daya hingga pemanfaatan limbah.
MRMP Kendal ini dilengkapi dengan mesin pengering berkapasitas 120 ton per hari, unit penggilingan berkapasitas enam ton per jam, dan tiga unit silo berkapasitas simpan 2.000 ton.
"Dari gabah sampai menjadi beras, kami menghasilkan produk sampingan, seperti sekam kisaran 18 sampai 20 persen, dedak sekitar 8 sampai 10 persen, dan menir (patahan butir beras) sekitar 0,5 sampai 1 persen," jelas Aziz.
Bulog menggunakan sekam sebagai bahan bakar untuk mengeringkan gabah dan hasil dari sekam bakar itu dijadikan pupuk untuk meningkatkan kesuburan lahan persawahan.
Penerapan ekonomi sirkular merupakan langkah Bulog dalam mendorong keberlanjutan bisnis dengan menghasilkan produk pangan hijau yang kini telah menjadi tuntutan global dengan pendekatan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) serta Environment, Social, and Governance (ESG).
Baca juga: Besaran Bunga Shopee Paylater, Denda, dan Cara Menghitungnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.