Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Citayam Fashion Week" Disarankan Dipindahkan ke Kota Tua

Kompas.com - 26/07/2022, 18:15 WIB
Akhdi Martin Pratama

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Tata Kota Universitas Diponegoro (UNDIP) Fadjar Hari Mardiansyah menyarankan agar pelaksanaan "Citayam Fashion Week" lebih baik dipindahkan ke kawasan Kota Tua dibandingkan ke Sarinah

Agar kreativitas generasi muda di Citayam Fashion Week dapat terus dipertahankan, Fadjar meminta Pemprov DKI dapat segera menatanya dan bisa berkoordinasi dengan Menteri BUMN Erick Thohir yang tengah melakukan revitalisasi dan penataan Kota Tua.

"Apa lagi kota tua dekat dengan Stasiun Jakarta Kota. Pagelaran Citayam Fashion Week bisa dilakukan komunitas SCBD dekat pelataran Bank Mandiri Kota Tua. Tinggal memperbaiki tempat pejalan kaki dari Stasiun Kota ke Kota Tua," ujar Fadjar dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/7/2022).

Baca juga: Citayam Fashion Week Jadi Rebutan, Pengamat: Jangan Sampai Kepentingan Bisnis Ganggu Kreativitas

Fadjar menjelaskan, jika Citayam Fashion Week dipaksakan pindah ke Sarinah dia tak yakin segmennya akan pas dengan generasi muda yang selama ini telah meramaikan event tersebut. Sebab anak muda yang ada di Citayam Fashion Week merupakan segmen egaliter.

Permasalahan lain yang mungkin terjadi jika Citayam Fashion Week pindah ke Sarinah menurut Fadjar adalah kesulitannya generasi muda yang egaliter tersebut untuk mengaksesnya. Untuk menuju Sarinah dari Stasiun Dukuh Atas, mereka harus mengeluarkan dana tambahan untuk transportasi.

"Sehingga memindahkan Citayam Fashion Week ke Sarinah menjadi pertanyaan kita. Mayoritas komunitas anak muda di Citayam Fashion Week menggunakan KRL yang relatif murah dan terjangkau. Kesesuaian tempat juga harus disesuai dengan karakter generasi milenial yang egaliter. Sehingga memindahkan ke Sarinah tak akan sesuai karakteristik mereka. Untuk masuk ke Gedung Sarinah harus banyak tata aturan yang harus dipenuhi. Seperti tak boleh duduk di lantai," kata Fadjar.

Di sisi lain, Fadjar pun meminta Pemprov DKI Jakarta memikirkan untuk memanfaatkan ruang publik di Ibu Kota sebagai wadah kreativitas generasi muda. Diakui dia memang saat ini Pemprov DKI banyak membangun ruang publik.

Namun disayangkan tempatnya belum mengakomodasi segmen kegiatan unjuk diri. Tempat publik yang dibangun Pemprov DKI saat ini hanya untuk tempat bersantai atau beraktivitas masyarakat pada umumnya.

Baca juga: Citayam Fashion Week Jadi Rebutan, Ini Keuntungan Pemegang Hak Merek

"Konsep segmen yang dibuat Pemprov DKI saat ini berbeda. Bukan untuk penggembangan kreativitas generasi milenial. Segmen Citayam Fashion Week, flash mob dance atau Lintas Melawai belum diperhatikan Pemrov DKI. Adanya ekses SCBD Citayam Fashion Week harusnya menjadi tanggung jawab Pemprov untuk menyediakan tempat penggembangan kreativitas generasi milenial. Saya berharap fenomena ini dapat mendorong pemimpin daerah lainnya untuk melirik dan membuatkan tempat kreativitas unjuk diri anak muda," ungkap Fadjar.

Fadjar pun menilai fenomena Citayam Fashion Week merupakan gagasan generasi milenial yang ingin menunjukan existensinya. Fenomena anak muda yang unjuk diri ini dinilai Fadjar bukanlah hal yang baru di Indonesia.

Generasi muda Indonesia di era tahun 80 hingga 90 juga melakukan unjuk diri dengan Lintas Melawai.

Namun ada perbedaan yang sangat mencolok antara fenomena Citayam Fashion Week dan Lintas Melawai. Citayam Fashion Week lebih egaliter atau merakyat dibandingkan Lintas Melawai.

Peserta Lintas Melawai menggunakan kendaraan pribadi. Sedangkan Citayam Fashion Week pesertanya banyak menggunakan KRL dan moda transportasi umum yang sangat murah.

Baca juga: Kemenkumham: 4 Orang Daftarkan Merek Citayam Fashion Week, 1 Pemohon Cabut Pendaftaran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com