Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkoreksi, Saham GoTo Masih Layak Dikoleksi?

Kompas.com - 26/07/2022, 19:03 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) ditutup melemah dalam dua sesi perdagangan terakhir. Pada sesi perdagangan Selasa (26/7/2022) hari ini, GOTO terkoreksi 2,67 persen ke posisi Rp 292.

Jika dilihat pergerakannya dalam satu bulan terakhir, saham emiten teknologi itu bergerak fluktuatif cenderung menurun. Pada awal Juli, GoTo sempat diperdagangkan mendekati Rp 400 per saham, namun terus terkoreksi selama beberapa hari kemudian.

Meskipun tengah berada dalam tren penurunan, Citi Research dari PT Citigroup Sekuritas Indonesia (CSI) merekomendasikan beli (BUY) atau tahan (HOLD) untuk saham GoTo. Riset itu menyematkan target price (TP) lebih tinggi untuk saham GOTO yaitu Rp 430.

Baca juga: Menakar Prospek Saham GoTo

”Kami merekomendasikan BUY/HOLD dan TP Rp 430 dengan keyakinan bahwa GoTo semestinya diperdagangkan pada harga premium dibandingkan perusahaan sejenis di regional, mengingat dominasinya di Indonesia,” tulis riset Citi yang disusun oleh Ferry Wong CFA, Ryan Davis, Justian Rama, Alicia Yap CFA, dan Nelson Cheung, dikutip Selasa (26/7/2022).

Dalam menyusun rekomendasinya, Citi memberikan konteks Indonesia merupakan pasar terbesar di ASEAN. Sementara itu, GOTO yang merupakan kombinasi dari layanan on demand (Gojek), e-commerce (Tokopedia) dan financial technology (GoTo Financial), dinilai dapat mengoptimalisasi potensi tersebut.

“Ekosistem dan integrasinya yang kuat adalah katalis utama untuk monetisasi aset lebih optimal,” tulis riset Citi.

Selain sinergi dan integrasi ekosistem, faktor perubahan sosial juga dinilai ikut mempengaruhi kemampuan GOTO dalam meraih profit dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Antara lain, urbanisasi yang cepat, populasi yang terus berkembang, peningkatan gaya hidup, dan kelas menengah yang meningkat.

”Itu semua meningkatkan prospek GoTo dalam jangka menengah hingga panjang," tulis riset itu.

Baca juga: Keputusan Investasi Telkomsel di GoTo Diyakini Sudah Sesuai Prosedur, Ini Alasannya

Citi Sekuritas juga memproyeksi GTV GoTo tumbuh 42 persen pada 2022 menjadi Rp 655 triliun, tumbuh 49 persen pada 2023 menjadi Rp 974 triliun, dan tumbuh 43 persen pada 2024 menjadi Rp 1.389 triliun. Pendapatan bersih GoTo diyakini meningkat 51 persen pada 2022 menjadi Rp 23 triliun, naik 46 persen pada 2023 menjadi Rp 34 triliun, dan meningkat lagi 41 persen pada 2024 menjadi Rp 47 triliun.

Sementara itu, riset CGS-CIMB Sekuritas salah satunya menilai manajemen GOTO semakin fokus dan konsisten dalam meraih profit. Semua peluang mencetak keuntungan, terus dioptimalkan.

”GOTO unik karena manajemen telah mengisyaratkan jalur yang berpotensi lebih cepat menuju profitabilitas,” tulis riset yang disusun oleh tim analis Ryan Winipta, Baruna Arkasatyo, dan Hadi Segiarto.

Dalam laporannya, tim riset CGS-CIMB mendalami setiap pilar bisnis dengan menganalisis masing-masing sub-bisnis serta studi kasus di pasar lain dengan lanskap teknologi yang lebih matang.

Baca juga: Targetkan Nol Hambatan, GoTo Dorong Pembangunan Sosial Ekonomi dan Kesetaraan Gender

“Dalam pandangan kami, GOTO dapat mengambil manfaat dari sinergi lintas platform dengan Gojek sebagai inisiator. iskusi kami dengan manajemen telah mengisyaratkan bahwa pendapatan bersih dapat melampaui pertumbuhan pendapatan kotor pada paro kedua 2022,” tulis riset itu.

Faktor positif tersebut mendorong CGS-CIMB memberikan rekomendasi HOLD untuk saham GOTO dengan TP Rp 396 per saham. Riset ini juga menilai positif salah satu strategi GOTO yaitu cross-pollination yang merupakan sinergi antar-platform dalam ekosistem.

“Kami percaya bahwa investor dapat mengalihkan fokus mereka ke akselerasi GOTO menuju profitabilitas serta pelaksanaan inisiatif baru yaitu hyper local experience, BNPL, integrasi e-wallet untuk Tokopedia, dan lainnya,” tulis riset itu.

Baca juga: Gelar RUPST, GoTo Angkat Kevin Aluwi Jadi Komisaris

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com