JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menanggapi permintaan China Development Bank (CDB) agar Pemerintah Indonesia turun tangan menanggung pembengkakan biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Rahadian Ratry mengatakan, besaran pembiayaan pembengkakan tersebut merupakan keputusan komite kereta cepat yang diketuai oleh Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) dan beranggotakan Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan hingga Kementerian Perhubungan.
Ia mengatakan besaran pembiayaan tersebut harus melalui reviu oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Ini sesuai dengan Pepres Nomor 93 Tahun 2021. Hingga saat ini kami PT KCIC masih menunggu keputusan tersebut," kata Rahadian saat dihubungi, Kamis (28/7/2022).
Baca juga: Permintaan Naik, Harga Minyak Mentah Dunia Melonjak
Rahadian juga mengatakan mengenai sumber pembiayaan pembengkakan tersebut, hal tersebut masih dalam tahap negosiasi antara pemegang saham BUMN dan China.
"Sehingga kami belum bisa berkomentar lebih jauh," ujarnya.
Lebih lanjut Rahadian mengatakan, hingga saat ini proyek KCJB ditargetkan rampung pada pertengahan tahun 2023.
"Kami bersama kontraktor saat ini terus mengupayakan percepatan pembangunan dan persiapan operasional untuk memenuhi target tersebut," ucap dia.
Sebelumnya, CDB meminta pemerintah Indonesia turut menanggung pembengkakan biaya proyek KCJB. Ini seiring terjadinya kelebihan biaya atau cost overrun dalam pengerjaan konstruksi proyek kereta cepat tersebut.
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mengalami cost overrun menjadi sebesar 8 miliar dolar AS atau setara Rp 114,24 triliun.
Baca juga: Sri Mulyani: Ongkos Menahan Harga BBM-Listrik Tidak Naik Sangat Besar
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.