Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Said Abdullah
Ketua Badan Anggaran DPR-RI

Ketua Badan Anggaran DPR-RI. Politisi Partai Demoraksi Indonesia Perjuangan.

Prospek Ekonomi Kita di Penghujung 2022

Kompas.com - 22/10/2022, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sejak Januari – Oktober 2022 harga batu bara cenderung tinggi. Posisi ini menguntungkan penerimaan negara, sekaligus mempertebal devisa.

Program hilirisasi yang getol dijalankan pemerintah di beberapa sektor membuahkan hasil. Hilirisasi nikel dianggap paling sukses, selain mendorong efek menyebar, seperti bangkitan industri otomotif, hingga penerimaan ekspor hilirisasi nikel yang mencapai 30 miliar dolar.

Kita harapkan program hilirisasi meluas, di sektor pertambangan lainnya, termasuk komoditas pangan seperti sektor perikanan dan perkebunan.

Bila program hilirisasi berhasil menyasar banyak sektor, otomatis akan meningkatkan porsi investasi, sekaligus pembukaan lapangan kerja baru.

Program hilirisasi sebaiknya dikawal sebagai program prioritas, sebab melalui program inilah kita dapat menyajikan menu investasi yang sangat menarik di tengah perilaku konservatif para investor yang cenderung menempatkan modalnya ke asset haven.

Untuk meredam tekanan dolar AS terhadap rupiah, Bank Indonesia (BI) telah merespon dengan cepat. BI tetap menjaga rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Valuta Asing Bank Umum Konvensional, dari semula 8 persen menjadi 4 persen.

Penurunan rasio GWM Valas tersebut akan meningkatkan likuiditas valas di perbankan sekitar 3,2 miliar dolar AS dan sekaligus mengurangi tekanan di pasar valas.

BI juga memperluas jenis underlying transaksi bagi investor asing sehingga dapat memberikan alternatif dalam rangka lindung nilai atas kepemilikan rupiah, termasuk mengoptimalkan strategi intervensi di pasar DNDF (Domestic Non Deliverable Forward), pasar spot, dan pasar SBN (Surat Berharga Negara) guna meminimalkan risiko peningkatan volatilitas nilai tukar rupiah.

Kita patut optimis, kita memiliki potensi dan kekuatan, sekaligus bisa mengalkulasikan resiko. Butuh modal sosial untuk bersatu, bergotong royong.

Atas dasar itu, kita yakin tahun 2022 ini ekonomi kita bisa tumbuh pada kisaran 5,4-5,6 persen (yoy), sejalan dengan ramalan IMF Juli 2022, PDB Indonesia akan tumbuh di level 5,3 persen. Tidak jauh berbeda, Bank Dunia memperkirakan PDB Indonesia akan tumbuh 5,1 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com