Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Perbankan Belum Naikkan Bunga Kredit meski BI Rate Sudah Naik 225 Bps

Kompas.com - 25/01/2023, 16:26 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate sebanyak 225 basis poin (bps), perbankan masih menahan diri untuk tidak menaikkan bunga kredit.

Bank Indonesia (BI) mencatat bunga kredit ada di posisi 9,15 persen pada Desember 2022, atau naik 21 bps jika dibandingkan posisi Juli 2022 sebelum BI memulai tren kenaikan suku bunga acuan.

Direktur Utama PT Bank BTPN Tbk Henoch Munandar menilai hal ini karena perbankan memiliki kondisi likuiditas yang berbeda-beda sehingga setiap bank memiliki waktu transmisi yang berbeda.

Baca juga: BI Minta Perbankan Tak Buru-buru Kerek Bunga Kredit

"BI kan sudah menaikkan hampir berapa kali, makanya pasti perbankan juga melakukan transmisi. Cuma setiap bank tentu berbeda-beda berapa persen yang ditransmisikan kenaikan tersebut ke nasabahnya," ujarnya saat media gathering di Blue Jasmine Resto, Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Lebih lanjut dia menjelaskan, jangka waktu transmisi kenaikan suku bunga acuan ke bunga kredit dipengaruhi oleh komposisi dana masing-masing bank. Jika bank tersebut didominasi oleh current account atau saving account, kemungkinan transmisi ke bunga kredit akan lebih lambat.

"Tapi kalau bank yang terlalu bergantung pada deposito mungkin transmisi dananya lebih cepat," kata Henoch.

Baca juga: Penyaluran Kredit Perbankan Tumbuh 11,35 Persen pada Desember 2022


Menurutnya, perbankan berhati-hati dalam mentransmisikan kenaikan suku bunga acuan ke bunga kredit karena selain likuiditas ada beberapa hal lain yang perlu dipertimbangkan.

Salah satunya bank takut kehilangan nasabah jika bunga kredit yang diberikan terlalu mahal. Untuk itu, bank cenderung akan memantau kondisi pasar agar tetap bisa berikan bunga kredit yang kompetitif.

Selain itu, bank juga berisiko kehilangan pangsa pasar jika nasabah merasa bunga kredit terlalu mahal sementara nasabah memiliki likuiditas yang cukup untuk melunasi kredit lebih awal.

Baca juga: KPR FLPP 2023, Ada Kuota 220.000 Unit Rumah

"Bank juga harus memperhatikan faktor seperti misalkan kehilangan nasabah ya. Kalau nasabah merasa terlalu mahal dan nasabahnya memiliki likuiditas, mereka akan melunasi sehingga pangsa pasar bank tersebut bisa berkurang," jelasnya.

Alasan lain, bank juga mempertimbangkan dampak kenaikan bunga kredit ke kualitas kredit. Pasalnya kenaikan bunga kredit akan mempengaruhi kemampuan nasabah membayar kredit.

"Kemampuan membayar nasabah pasti kan akan terpengaruh ya tapi mudah-mudahan pengaruhnya tidak terlalu. Bebannya masih bisa ditangani oleh nasabah," tuturnya.

Baca juga: BI Minta Perbankan Tak Buru-buru Kerek Bunga Kredit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com