Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Hadapi Krisis Pangan Global, Mentan SYL Komitmen Tingkatkan Produksi Pangan

Kompas.com - 25/01/2023, 16:58 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Sektor pertanian, kata dia, juga diyakini mampu mengatasi inflasi akibat krisis dunia yang terus berganti, seperti pandemi Covid-19 hingga perang Rusia dan Ukraina.

"Seperti yang saudara tahu bahwa sektor pertanian ini merupakan salah satu sektor unggulan kita dan selama ini selalu surplus. Selama ini, bahkan kita mendapatkan penghargaan dari internasional,” jelas Ma’ruf.

Oleh karena itu, lanjut dia, Indonesia harus mempertahankan dan meningkatkan produk pertanian dengan berbagai upaya guna menghadapi tantangan, seperti krisis pangan global.

Tak lupa, Ma’ruf memberikan apresiasi terhadap capaian dan kinerja jajaran Kementan yang dinilai mampu menjaga kondisi pangan Indonesia saat krisis dunia melanda.

Baca juga: Wapres Minta Kementan Giatkan Diversifikasi Pangan

“Saya memberikan apresiasi buat teman-teman pertanian dan untuk jajaran Kementan yang selama ini telah menjaga dan mempertahankan pertanian Indonesia," katanya.

Selain itu, Ma’ruf juga mengapresiasi kolaborasi dan semangat kerja petani dalam meningkatkan produksi padi pada tiga tahun terakhir.

Ia menyebutkan, produksi padi Indonesia mulai dari 2019 hingga 2021 sukses mewujudkan swasembada beras dengan berhenti mengimpor dari luar negeri.

"Terima kasih karena pertanian dan pangan Indonesia dipandang tangguh dan berhasil mencapai swasembada beras selama 2019-2021 dan kita mendapatkan penghargaan dari international," imbuh Ma’ruf.

Ia meminta agar capaian tersebut tidak hanya dipertahankan tetapi juga ditingkatkan demi kemandirian pangan yang berkelanjutan dan kesejahteraan nyata bagi masyarakat dan para petani.

Baca juga: Harga Anjlok hingga Rp 700, Tomat Milik Petani di Magetan Dibiarkan Tak Dipanen

Sebelumnya, Ma’ruf menjelaskan bahwa produksi pangan Indonesia dari tahun ke tahun berada dalam kondisi cukup dan cenderung mengalami surplus.

Hal itu mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga negara yang diatur undang-undang (UU) dalam mengelola data.

“Hanya saja, produksi pertanian memang perlu ditingkatkan untuk menghadapi berbagai tantangan dan ancaman krisis dunia,” tutur Ma’ruf.

Ia mengungkapkan bahwa sebetulnya Indonesia masih dalam kondisi surplus pada 2022. Menurut Ma’ruf, hal ini tidak menjadi masalah.

Baca juga: Cegah Krisis Pangan, Mahasiswa Tel-U AJak Gen Z Makan Tanpa Sisa

Ia menilai bahwa kenaikan harga beras terjadi karena adanya pengaruh dari krisis pangan global.

“Hanya saja memang kalau istilah itu (produksi perlu ditingkatkan) untuk jaga-jaga saja kalau terjadi apa-apa. Dan data kita cuma satu, data BPS. UU menetapkan data negara itu data BPS," kata Ma’ruf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com