Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Pengajuan KPR dan KPA di Indonesia Dinilai Masih Sangat Besar

Kompas.com - 10/02/2023, 22:00 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Co-Founder & President IDEAL Indonesia, Ian Daniel Santoso mengatakan, potensi pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) di Indonesia secara umum sangat besar. Sebanyak 75 persen masyarakat Indonesia termasuk generasi milenial menggunakan metode KPR/KPA untuk membeli hunian.

Market size untuk produk KPR di Indonesia sendiri mencapai kurang lebih 39 juta dollar AS atau setara Rp 588,9 miliar (kurs rupiah hari ini Rp 15.100). Bahkan, angka ini diproyeksi akan bertumbuh belasan persen CAGR (tingkat pertumbuhan per tahun) dalam lima tahun ke depan. Meski demikian, Ian melihat, belum banyak pemain yang benar-benar menjawab kebutuhan pasar ini.

"Rata-rata calon pembeli yang sudah menemukan rumah impian, belum mendapatkan produk KPR terbaik yang sesuai dengan kebutuhan finansial mereka. Tidak hanya itu, keputusan untuk memilih produk KPR secara tradisional pun masih didasari oleh pengaruh dari agen atau tenaga pemasar properti. Proses pengajuan KPR secara tradisional juga cenderung memakan waktu yang panjang dan melelahkan bagi calon pembeli. Padahal, KPR merupakan salah satu keputusan terbesar dalam hidup seseorang," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (10/2/2023).

Baca juga: Cicilan KPR BRI Lunas, Ini Dokumen yang Akan Didapatkan Nasabah

Untuk menjawab tantangan tersebut, Platform IDEAL mendesain produk KPR Secondary dengan sejumlah fitur yang diklaim dapat mempermudah para pengguna dalam mengajukan KPR secara daring (online).

KPR Secondary IDEAL telah terkoneksi dengan tiga bank sekaligus secara seamless melalui satu platform saja. IDEAL sudah bekerja sama dengan beberapa pengembang properti yaitu Sinar Mas Land, Ciputra, PIK2 Group.

Kemudian melibatkan 7 perbankan yakni Bank Mandiri, CIMB Niaga, OCBC NISP, Danamon, Permata, Maybank dan Bank Panin. Aplikasi IDEAL juga dilengkapi IDEAL Compass, di sini pengguna mendapatkan rekomendasi produk KPR dari 7 bank besar yang sudah bekerja sama.

Dalam setiap pengajuan produk secondary, pengguna platform tersebut akan diminta untuk melakukan appraisal ke masing-masing bank tujuan. IDEAL akan menalangi seluruh biaya tersebut hingga maksimal ke tiga bank dengan mekanisme cashback saat pengajuan KPR dan proses jual beli rumah tersebut selesai.

Baca juga: Bunga 5 Persen Tetap, Simak Syarat dan Cara Mengajukan KPR Tapera BTN

Ian bilang, salah satu masalah yang kerap kali muncul ketika melakukan survei untuk produk KPR Secondary adalah biaya appraisal. Dari sisi pengguna, mereka ingin memperbesar kesempatan untuk disetujui KPR-nya dengan mengajukan ke lebih dari satu bank.

Namun, biaya yang dikeluarkan tidak dapat dikembalikan jika pengajuan tersebut ditolak atau pengguna memutuskan untuk mengambil KPR di bank lain.

"Untuk itu, IDEAL mencoba mengurangi masalah tersebut dengan berkomitmen untuk menggantikan seluruh biaya appraisal ketika proses pembelian rumah dan KPR yang diajukan telah selesai," kata Ian.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya pernah mengatakan, meningkatnya inflasi akan membuat semakin sulitnya masyarakat membeli rumah. Sebab tingginya inflasi akan direspons Bank Sentral dengan menaikkan suku bunga, yang berimplikasi pada kenaikan biaya kredit.

Bila BI menaikkan suku bunga acuan seiring naiknya inflasi, maka suku bunga kredit turut naik, termasuk suku bunga KPR yang akan membuat biaya membeli rumah semakin mahal. Kondisi tersebut kata Sri Mulyani, dikhawatirkan akan membuat masyarakat semakin sulit membeli rumah karena semakin melebarnya gap antara daya beli dan harga rumah.

Baca juga: Apakah Saat Ini Tepat Ajukan Kredit dan KPR? Ekonom BCA: Kesempatan, Selagi Bunga Belum Naik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com