Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Munir Sara
Tenaga Ahli Anggota DPR RI

Menyelesaiakan Pendidikan S2 dengan konsentrasi kebijakan publik dan saat ini bekerja sebagai tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi XI

Kandidat Gubernur BI dan Harapan Suku Bunga Rendah dari Presiden

Kompas.com - 16/03/2023, 11:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA pertengahan Februari 2023, berita tentang bakal calon Gubernur Bank Indonesia (BI) berseliweran di media. Tiga nama muncul, yaitu itu Sri Mulyani, Perry Warjiyo, dan Purbaya Yudhi Sadewa. 

Ketiganya datang dari lembaga dengan otoritas mumpuni dalam menavigasi perekonomian dengan track record masing-masing. Sri Mulyani datang dari otoritas fiskal (Menteri Keuangan saat ini) dengan track record menavigasi kebijakan fiskal selama pandemi Covid-19.

Perry Warjiyo (Gubernur BI saat ini) datang dengan track record sebagai otoritas moneter dalam mengendalikan inflasi, menjaga stabilitas nilai tukar melalui kebijakan moneter dan kelancaran sistem pembayaran serta makroprudensial selama masa wabah Covid-19.

Demikian halnya Purbaya (Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan/LPS) datang dengan background sebagai otoritas resolusi di LPS, dalam menjaga dan menjamin serta meresolusi agar tak ada bank gagal berdampak sistemik terhadap perekonomian di tengah pandemi Covid-19.

Baca juga: Diusulkan kembali Jadi Gubernur BI, Perry Warjiyo: Tugas Saya Kawal Perekonomian

Pada 23 Februari 2023, kabar beredar bahwa nama calon gubernur BI yang diteken Presiden  Joko Widodo (Jokowi) untuk diusulkan ke DPR hanya satu; yakni petahana Perry Warjiyo. Benarkah demikian? Kita tunggu saja, siapa yang bakal menjalani fit and proper test di Komisi XI DPR RI.

Siapapun calonnya, tantangan ke depan tidak mudah. Khususnya terkait tantangan makro ekonomi, baik terkait pengendalian inflasi maupun menjaga stabilitas nilai tukar. Fluktuasi harga pangan dan energi serta terganggunya rantai pasok global akibat konflik geopolitik masih menjadi pemantik ketidakpastian dan inflasi global yang terus berlangsung.

Kandidat Pro Suku Bunga Murah

Sejak Amerika Serikat (AS) dan negara-negara ekonomi maju berjibaku dengan inflasi tinggi, era likuditas murah dengan suku bunga hingga nol persen pasca-2008 berakhir. Sabuk moneter melalui suku bunga kebijakan yang ketat memberikan ketakanan serius pada cost of fund dunia usaha.

Bangkrutnya lembaga keuangan di negara maju seperti AS adalah nyata. Tak luput, efek tularnya hingga ke Indonesia.

Kabar yang mengemuka di media, Presiden Jokowi memberikan tantangan bagi Gubernur BI ke depan untuk bisa mendorong kebijakan suku bunga murah melalui pengendalian BI 7 Day Repo Rate (BI7DRR) yang akomodatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Keinginan Presiden tersebut dengan harapan pertumbuhan kredit dapat menjadi katalis laju pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 7 persen sebagai pemenuhan janji politik Jokowi.

Namun lagi-lagi, arah kebijakan moneter yang sifatnya ekspansif (expansionary monetary policy) dan kontraktif (contractionary monetary policy) sangat bergantung pada siklus bisnis atau konjungtur ekonomi. Selain itu, politik diskonto adalah salah satu strategi dari kerangka kerja Inflation Targeting Framework (ITF), sehingga suku bunga kebijakan adalah sinyal kebijakan moneter dan suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) sebagai sasaran operasional.

Demikian juga pengaturan di sektor keuangan secara makro (macroprudential regulatory framework) sebagai bentuk dari fleksibel ITF.

Pekerjaan rumah yang diberikan Presiden, bukanlah suatu perkara yang berdiri sendiri, tapi berkelindan dengan perekonomian global. Terutama negara-negara maju yang kemungkinan masih menjalankan tightening policy atas suku bunga bank sentralnya dalam mencapai sasaran inflasi. BI mau tak mau tetap mengambil kebijakan terhadap suku bunga sebagai bentuk respon kebijakan.

Untuk memahami keinginan Presiden, perspektif yang dapat dielaborasi adalah efektivitas transmisi kebijakan moneter diharapkan memiliki dua implikasi.

Pertama, kebijakan moneter ketat melalui pendekatan politik diskonto sebagai salah satu instrumen moneter, diharapkan memiliki transmisi pada pengendalian inflasi sebagai mandat atau tujuan utama (overriding objective) atau sebagai implementasi dari ITF, sehingga inflasi tidak menggerus daya beli dan pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Jokowi Usulkan Gubernur BI, Ketua Banggar DPR RI Sampaikan 5 Langkah yang Harus Dilakukan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com