Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 19/03/2023, 07:02 WIB

KOMPAS.com - Saat melamar kerja, pelamar hampir selalu dihadapkan pada tahapan tes psikotes. Bagi sebagian orang, psikotes bahkan jadi momok menakutkan lantaran seringkali gagal masuk seleksi sebelum ke tahapan interview.

Saking seringnya menemukan tes psikotes dalam rekrutmen karyawan di perusahaan-perusahaan Indonesia, sangat mudah menemukan buku-buku latihan psikotes di toko buku.

Tes psikotes sendiri seringkali dikaitkan dengan tes kepribadian, tes IQ, hingga nalar berpikir. Namun tak sedikit pula anggapan kalau tes ini hanyalah formalitas belaka yang kontribusinya tidak terlalu signifikan dalam penilaian keputusan penerimaan calon karyawan.

Lantas, Apakah tes psikotes menentukan diterima kerja?

Pakar Career Development, Audi Lumbantoruan, mengungkapkan sebenarnya tidak banyak perusahaan yang memberikan bobot besar pada tes psikotes saat membuka proses rekrutmen.

Baca juga: Lamar Kerja Lebih Baik Pakai CV Bahasa Inggris atau Indonesia?

Tes psikotes, kata Audi, memang penting untuk dilalui. Namun jarang sekali digunakan jadi pertimbangan utama dalam menerima pegawai. Ini mengingat psikotes cenderung digunakan jadi saringan awal bagi karyawan di tahapan seleksi.

"Jadi sebenarnya banyak perusahaan yang tidak memperdulikan hasil tes psikotes. Paling menentukan dalam pertimbangan penerimaan tentu ada di proses interview, terutama interview dengan user," jelas Audi kepada Kompas.com.

Menurutnya, psikotes masih banyak digunakan perusahaan untuk melakukan filter pada kandidat karyawan yang jumlahnya terlalu banyak.

Namun bukan berarti tes psikotes ini tidaklah penting. Istilahnya, kata dia, dipakai banyak perusahaan untuk proses seleksi alam.

Baca juga: Apa Saja Manfaat NPWP Istri Ikut Suami?

"Jadi biasanya pelamar kan jumlahnya banyak, apalagi perusahaan besar. Nah psikotes lebih dipakai untuk screening saja. Screening kan selain psikotes macam-macam, ada juga digabung dengan nilai IPK," kata dia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+