NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia merosot sekitar 1 persen pada penutupan perdagangan Kamis (23/3/2023) waktu setempat atau Kamis pagi WIB.
Penurunan terjadi setelah Menteri Energi AS Jennifer Granholm mengatakan kepada anggota parlemen bahwa mengisi ulang cadangan minyak strategis (strategic petroleum reserve/SPR) mungkin memakan waktu beberapa tahun, alias tak perlu terburu-buru.
Menurut Analis UBS Giovanni Staunovo, komentar Granholm tersebut menambah kekhawatiran tentang potensi kelebihan pasokan di pasar. Terlebih Departemen Energi AS berencana untuk melanjutkan pelepasan tambahan 26 juta barrel.
Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent ditutup turun 1 persen atau 78 sen AS menjadi sebesar 75,91 dollar AS per barrel. Sedangkan harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,3 persen atau 94 sen AS menjadi sebesar 69,96 dollar AS per barrel.
Baca juga: Kenaikan Suku Bunga The Fed Tekan Dollar AS, Harga Minyak Dunia Naik 1,8 Persen
Kedua patokan harga minyak dunia itu sempat mengalami kenaikan 1 persen sebelum mencuatnya pernyataan Granholm. Lantaran penguatan didorong dollar AS yang melemah, sehingga membuat harga minyak menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Indeks dolar diperdagangkan pada level terendah sejak 3 Februari, sehari setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga 25 basis poin (bps) dan mengisyaratkan akan menghentikan tren kenaikan suku bunga.
Namun kekhawatiran terjadinya kelebihan pasokan di pasar minyak karena AS tidak ingin terburu-buru mengisi cadangan strategis, telah membalikkan pergerakan harga minyak.
Terlebih rilis data Administrasi Informasi Energi (EIA) menunjukkan stok minyak mentah AS juga naik secara tak terduga minggu lalu ke level tertinggi dalam hampir 2 tahun.
Baca juga: Harga Emas Dunia Menguat Usai Kenaikan Suku Bunga The Fed
Persediaan minyak mentah naik AS 1,1 juta barrel menjadi 481,2 juta barrel, tertinggi sejak Mei 2021. Berbalik dari perkiraan analis yang memperkirakan penurunan 1,6 juta barrel.
Meski begitu, analis menilai masih ada ruang kenaikan yang tersisa di harga minyak. Salah satunya, peningkatan permintaan bensin di AS, yang akan mendorong kilang untuk menggunakan lebih banyak minyak mentah untuk membuat bahan bakar.
Selain itu, Goldman Sachs, perusahaan perbankan investasi, juga menyatakan saat ini permintaan China terus melonjak dengan mencapai 16 juta barrel per hari.
China diperkirakan menyumbang sekitar 40 persen dari peningkatan permintaan minyak global tahun ini didorong pemulihan ekonomi negara tersebut setelah dicabutnya penguncian ketat akibat Covid-19.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.