MASALAH keuangan merupakan salah satu permasalahan yang selalu ada dan menjadi problem yang paling mendapat perhatian, terutama sejak adanya sistem kapitalis dan hedonism yang memengaruhi cara dan pandangan kita memandang dunia.
Banyak dari kita yang meyakini bahwa kebahagiaan dan ketenangan hanya akan didapat apabila semua keinginan kita dapat tercapai. Salah satu cara mempercepat tercapainya keinginan itu adalah dengan uang.
Namun adakalanya meskipun keinginan tersebut tercapai, kita masih merasa hampa dan kosong karena merasa masih ada hal lain yang ingin dicapai.
Apalagi jika melihat ke sekeliling kita sehingga pencapaian kita terasa kerdil dibandingkan apa yang sudah orang lain peroleh.
Hal ini berputar terus menerus hingga menyebabkan depresi, bahkan ketakutan yang sangat tinggi di kalangan masyarakat, terutama anak-anak muda.
Mereka yang melangkah ke tahap bekerja mulai merasakan realita kapitalis yang disuburkan dengan media sosial sebagai sarana pamer dan berbangga diri yang tidak ada habisnya.
Penelitian yang dilakukan Nadzir dan Ingarianti (2015) pada Seminar Psikologi dan Kemanusiaan menemukan bahwa individu dengan pola hidup hedonis akan menyebabkan stres, sehingga akan menurunkan kondisi mentalnya.
Dalam Islam, ujian masalah di dunia terutama masalah harta sudah menjadi hal yang memang dicatat akan dialami oleh manusia seperti dalam firman Allah SWT: “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS. Al Baqarah (2): 155).
Namun jangan sampai hal ini menjadi menjadi pemupus semangat hidup dalam mencari rizki. Hal yang perlu ditanamkan bahwa Allah SWT yang Maha Kaya dan Maha Pemberi Rizki.
Oleh karena itu, agar proses dalam berikhtiar mencari rizki tidak menjadi suatu beban berat yang kita pikul, maka libatkan Allah SWT dalam setiap prosesnya dan letakkan keyakinan bahwa Allah SWT yang akan mengurus semua hal yang tidak bisa kita pegang sebagai mana firman Allah SWT: “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (9) Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (10) Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki (11)” (QS. Al Jumu’ah (62): 9-11).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.