JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang Lebaran 2023, masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan untuk menukarkan uang lama dengan uang baru.
Tradisi tukar uang baru ini biasanya dilakukan menjelang Lebaran dan akan dibagikan kepada sanak saudara ketika hari raya.
Penukaran uang baru sendiri telah difasilitasi oleh Bank Indonesia melalui berbagai layanan seperti mobil keliling, di rest area, sampai kerja sama dengan perbankan.
Baca juga: BI: ASEAN Sepakat Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal
Namun demikian, masyarakat juga perlu waspada dengan potensi beredarnya uang palsu menjelang Lebaran 2023 ini.
Untuk mencegah masyarakat mendapatkan uang palsu, berikut ini adalah cara membedakan uang palsu dan asli.
Bank Indonesia (BI) merekomendasikan tiga cara untuk memeriksa keaslian uang Rupiah, yakni dengan dilihat, diraba, dan diterawang. Metode ini disebut juga sebagai 3D.
1. Dilihat
Untuk memeriksa uang asli atau palsu, maka bisa dengan memastikan warna uang tampak terang dan jelas.
Terdapat benang pengaman dan logo BI yang dapat berubah warna bila dilihat dari sudut pandang berbeda dengan cara digerakkan ke atas, bawah, atau samping.
Lihatlah keberadaan benang tersebut dengan seksama. Kemudian, terdapat tulisan BI yang tersembunyi dapat dilihat pada sudut pandang tertentu. Oleh karena perlu memposisikan sudut pandang kita untuk mencari ciri kasat mata ini.
Caranya, bisa dengan membolak-balikkan uang dengan perlahan. Selain itu, akan tertera cetakan berupa garis-garis lurus dalam bidang tertentu yang akan menimbulkan efek warna pelangi apabila dilihat dari sudut pandang tertentu.
2. Diraba
Metode selanjutnya untuk mengetahui keaslian uang Rupiah adalah dengan meraba permukaan uang kertas di bagian angka nominal, huruf terbilang, gambar utama, dan lambang negara burung Garuda.
Bagian-bagian tersebut akan terasa kasar bila diraba. Ada pula kode tertentu untuk mengenal jenis pecahan bagi tuna netra, yang juga akan terasa kasar bila diraba.
Baca juga: BPKH Kembalikan Uang Haji Khusus Sebesar 8.000 Dollar AS Per Jamaah
3. Diterawang
Saat diterawang, uang rupiah asli akan menampilkan tanda air atau watermark berupa gambar pahlawan dan gambar saling isi yang membentuk logo BI.
Selain itu, akan terdapat tulisan yang berukuran sangat kecil yang hanya dapat dibaca dengan bantuan kaca pembesar.
Ada pula metode lain untuk membuktikan cetakan yang tidak kasat mata pada uang. Caranya dengan meletakkan uang kertas di bawah sinar UV.
Di bawah sinar UV, cetakan kasat mata serta nomor seri uang akan memendar di bawah sinar UV.
Cara membedakan uang asli atau palsu juga bisa ditengarai dari ciri-cirinya.
Pada uang kertas Rp 100.000, di bagian depan akan ada gambar wajah Presiden Indonesia pertama Dr. (H.C.) Ir. Soekarno, dan wakilnya Dr. (H.C.) Drs. Mohammad Hatta.
Sementara, di bagian belakangnya terdapat seorang penari Tari Topeng Betawi. Terdapat pula gambar kepulauan Raja Ampat yang terletak di Sorong, Papua.
Di sudut atas bagian belakang, ada gambar Bunga Anggrek Bulan, yang merupakan salah satu bunga nasional Indonesia. Bunga ini pertama kali ditemukan oleh ahli Botani Belanda, bernama Carl Ludwig Blume.
Ukuran uang kertas Rp 100.000 adalah 51x65 mm yang dicetak dengan perpaduan warna merah, merah muda, dan jingga.
Namun, pecahan ini didominasi warna merah muda. Ada benang pengaman seperti dianyam pada uang, tanda air, gambar tersembunyi multiwarna, gambar tersembuyi bertuliskan BI, kode tuna netra, dan gambar saling isi.
Baca juga: Tukar Uang Baru Lebaran 2023 di Kas Keliling BI, Simak Syaratnya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.