Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Kepercayaan Masyarakat Berkurang, Bank Indonesia Janji Perbaiki Sistem QRIS

Kompas.com - 11/04/2023, 19:10 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Masalah penyalahgunaan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) yang baru-baru ini terjadi di tempat ibadah, tepatnya di kotak amal yang berada di Mesjid Al-Azhar Jakarta dikhawatirkan akan menciderai kepercayaan masyarakan akan teknologi pembayaran digital.

Terkait dengan hal ini, Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan, pihaknya sangat menyangkan hal tersebut, dan memastikan kedepannya akan melakukan perbaikan, termasuk sistem, infrastruktur, hingga edukasi di masyarakat terkait QRIS.

“Jangan sampai terjadi krisis kepercayaan di masyarakat, karena manfaatnya (QRIS) luar biasa. Kami berjanji akan melakukan pebaikan-perbaikan, termasuk di sisi pengawasan, sistem, blacklist, kerja sama dengan industri, komunitas, dewan mesjid dan kepolisian. Diharapkan masyarakat melakukan perannya, sehingga percepatan digitalisasi tidak terhambat,” kata Erwin di Gedung Bank Indonesia, Selasa (11/4/2023).

Baca juga: Cara Mendeteksi QRIS Palsu

Mengenai apa yang terjadi saat ini, Erwin mengaku sangat menyayangkan hal tersebut bisa terjadi saat Ramadhan.

Dia menekankan, apa yang terjadi saat ini bukanlah pemalsuan QRIS, karena secara sistem QRIS tidak dapat dipalsukan. Tapi, yang terjadi adalah penyalahgunaan QRIS, dimana masyarakat yang memindai QRIS tidak menyalurkan dananya ke rekening yang seharusnya.

"Tentu saja Bank Indonesia sangat menyayangkan penyalahgunaan QRIS di Bulan Suci Ramadhan ini. Ini adalah kasus penyalahgunaan QRIS, atas dasar itu. Sebagai alat pembaayaran digital QRIS itu aman. Sejak awal kami sudah menyusun blueprint sistem pembayaran yang didalamnya elemen pentinya adalah QRIS,” lanjut Erwin.

Erwin menekankan, sejak awal diciptakan, QRIS adalah kode untuk memudahkan pemindahan dana, tanpa terbatas pada kartu, dan bank yang digunakan. Misalnya, ketika ingin bersedekah, melalui QRIS proses sedekah akan lebih mudah, karena tidak memerlukan uang tunai.

Baca juga: Fakta-fakta Kasus Pemalsuan QRIS Kotak Amal Masjid

“Termasuk rumah ibadah, prinsipnya kami ingin memberikan kemudahan. Orang beralasan tidak punya uang (untuk sedekah), dengan QRIS tidak ada lagi alasan, mesjid atau tempat ibadah tetap bisa mendaftarkan seperti merchant dengan mudahnya,” uangkap dia.

Namun berbeda dengan merchant, tempat ibadah memiliki verifikasi tambahan, dimana proses pemindahan dana tidak dikenakan biaya sama sekali. Namun, dibalik kemudahan dan tujuan mendorong inklusi masyarakat, selalu saja ada pihak yang tidak bertanggungjawab dan meraup keuntungan dengan cara yang tidak baik.

“Dibalik kemudahan itu ada orang jahat yang memanfaatkan itu. Kami tekankan, masyarakat tetap bisa menggunakan QRIS, tapi dengan kehati-hatian yang ditambah. Mudah-mudahan krisis kepercayaan (teknologi keuangan digital) tidak terjadi,” lanjut dia.

Erwin berjanji, kedepannya Bank Indonesia akan melakukan perbaikan-perbaikan untuk memastian penggunaan QRIS bisa berjalan dengan baik. Seperti meningkatkan edukasi di masyarakat, memperkuat perlindungan konsumen, dan meningkatkan layanan pengaduan.

“Edukasi kami perkuat, juga termasuk memperkuat proses verifikasi. Kami juga merancang sistem yang memungkinkan blacklist untuk mgnantisipasi kejahatan serupa. Untuk jangka pendek, kami akan melakukan pertemuan dengan Dewan Mesjid, kepolisian, agar kasus ini clear,” jelas Erwin.

“Kami juga sudah bekerja sama dengan penyelenggara jasa pembayaran dimana pelaku menggunakan itu, dan langsung memblokir QRIS agar tidak dapat digunakan,” tegas dia.

Baca juga: Simak Syarat, Cara Membuat, dan Cek NMID QRIS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com