NEW YORK, KOMPAS.com – Indikator utama Bursa saham AS atau Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Senin (22/5/2023) waktu setempat (Selasa pagi WIB).
Pergerakan bursa saham AS masih dibayangi oleh pembicaraan mengenai tingkat plafon utang yang bisa menyebabkan AS berada di posisi default atau gagal bayar.
S&P 500 naik tipis 0,02 persen dan berakhir pada 4.192,63, sedangkan Dow Jones Industrial Average (DJIA) kehilangan 140,05 poin, atau 0,42 persen, menjadi 33.286,58. Nasdaq Komposit naik 0,5 persen menjadi menetap di 12.720,78.
Baca juga: Tenggat Tinggal 2 Minggu, Amerika Serikat Dihantui Malapetaka Ekonomi Jika Gagal Bayar Utang
Pergerakan bursa saham AS cenderung sedikit mengalami perubahan karena investor menunggu hasil pertemuan petinggi pemerintah mengenai keputusan plafon utang untuk mencegah default.
Presiden Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy dijadwalkan bertemu Senin sore waktu setempat untuk melanjutkan pembicaraan plafon utang. Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan, AS akan menjadi default paling cepat 1 Juni 2023 jika pemerintah tidak menaikkan plafon utang AS. Saat ini, tinggal 10 hari tersisa sebelum tanggal tersebut.
Sebelum pertemuan Biden dan McCarthy, negosiator dari kedua belah pihak telah melanjutkan pembicaraan Senin pagi, DPR meminta agar pemerintah memotong anggaran belanja wajib. Hal inilah yang menjadi kendala.
Partai Republik bersikeras untuk mengurangi pengeluaran ke level awal 2022, tetapi Biden mengatakan bahwa pemotongan apa pun tanpa kenaikan pajak tambahan tidak mungkin dilakukan.
"Investor mulai khawatir tentang apa yang terjadi dengan pembicaraan plafon utang, tetapi di sisi lain, ekonomi masih cukup kuat, pasar kerja sangat kuat," kata Chris Zaccarelli, kepala investasi di Independent Advisor Alliance mengutip CNBC.
Rata-rata saham utama mengalami kenaikan, yang dipimpin oleh saham-saham teknologi. Ekuitas terus mengalami kenaikan yang lebih tinggi meskipun ada ketidakpastian di Washington. Sylvia Jablonski, CEO di Defiance ETFs mengatakan luasnya pasar yang lebih kuat diperlukan agar reli dapat berlanjut dalam jangka panjang.
“Jika sisa pasar tidak berpartisipasi, maka ini akan berakhir. Luasnya pasar yang lebih kuat dapat terjadi setelah pertemuan bulan Juni Federal Reserve,” kata Jablonski.
Data-data ekonomi pada hari Senin lebih ringan. Pembacaan rilis PDB kuartal pertama dijadwalkan pada hari Kamis dan rilis pengeluaran konsumsi pribadi dan inflasi, akan dirilis Jumat. Sementara rilis risalah Fed pada hari Rabu dari pertemuan bulan Mei dapat menjelaskan bagaimana bank sentral berpikir akan potensi kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Baca juga: Jadwal Pembagian Dividen BFI Finance Rp 32 per Saham
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.