Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawang Putih, Si Bumbu Dapur yang Paling Doyan Diimpor Indonesia

Kompas.com - 03/06/2023, 12:13 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Siapa sangka, bawang putih yang menjadi salah satu bumbu dapur favorit emak- emak, menjadi salah satu komoditas yang paling doyan diimpor Indonesia.

Analis ketahanan pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Retno Utami mengungkapan, 95 persen bawang putih yang ada di Tanah Air masih impor. Hal ini karena Indonesia masih belum mampu memproduksi bawang putih sendiri.

Imbasnya, Indonesia masih ketergantungan impor bawang putih, sehingga ketika importasi mengalami permasalahan, stok bawang putih di Indonesia menipis yang membuat harganya menjadi tinggi.

"Bawang putih bukan komoditas yang kita produksi, 90 persen atau mungkin 95 persen bawang putih di datangkan dari luar, artinya kita masih impor Ketergantungan impor kita terhadap bawang putih ini sangat tinggi, sehingga ketika kita tidak memproduksi dan ketika supply masih kurang maka kemungkinan ada kendalanya atau hambatan dalam dari luar," ujarnya kepada Kompas.com saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (25/5/ 2023).

Baca juga: Siapkan Dokumen, Bapanas Minta Mendag Zulhas Segera Impor Bawang Putih

Berdasarkan catatan Kompas.com, yang dikutip dari dokumen Outlook Bawang Putih Kementerian Perdagangan, Indonesia menjadi negara pengimpor bawang putih terbesar di dunia berdasarkan data FAO pada tahun 2014–2018.

Rata-rata volume impor bawang putih Indonesia mencapai 509.621 ton per tahun.

Jika dirinci per tahun, pada 2014 Indonesia mengimpor 491.103 ton bawang putih. Selanjutnya, sebanyak 479.941 ton bawang putih impor masuk ke Indonesia pada tahun 2015.

Adapun di tahun 2016, Indonesia mengimpor 444.301 ton bawang putih. Angka tersebut meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Pada 2017, Indonesia impor 549.767 ton bawang putih dan pada 2018 meningkat sebanyak 582.995 ton.

Impor bawang putih yang dilakukan Indonesia tercatat paling banyak berasal dari China.

China menjadi negara yang paling banyak mengekspor bawang putih ke Indonesia. Selain China, itu, negara lain yang menjadi sumber pasokan bagi Indonesia mendatangkan bawang putih adalah India, Taiwan, dan Amerika Serikat.

Kebijakan impor salah satu kebutuhan dapur tersebut dinilai membuat Indonesia ketergantungan impor bawang putih.

Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan, impor bawang putih nyaris sempurna memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia yang sebesar 651.000 ton per tahun.

Dia pun menilai, selama tata niaga tidak diperbaiki pemerintah, Indonesia akan terus bergantung impor.

“Perlu kebijakan radikal bila ingin bisa swasembada. Sebab, bawang putih impor amat murah, terutama dari China,” ujar Khudori.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) pun mengamini bahwa seharusnya Indonesia harus bisa mengurangi ketergantungan importasi untuk pangan khususnya bawang putih.

"Kita mau ekspor jangan hobi impor dong, masa soal bawang, buah-buah kering, kita kurangilah impor-impor yang bisa mengganggu ekonomi kita, kita kurangi," ujar Mendag Zulhas saat ditemui di Jakarta, Selasa (30/5/2023).

Baca juga: Enggan Tambah Impor Bawang Putih, Mendag: Jangan Hobi Dong

Desakan impor bawang putih

Alih-alih ingin swasembada bawang putih, Perkumpulan Pengusaha Bawang dan Sayuran Umbi Indonesia (PUSBARINDO) justru mengeluhkan sulitnya mendapatkan Surat izin impor (SPI) bawang putih dari Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Ketua Umum Reinhart Antonius Batubara mengatakan, hal ini berdampak pada pasokan atau suplai bawang putih dalam negeri.

Reinhart menyebutkan, sejak awal tahun ini hanya 37 perusahan yang berhasil mendapatkan SPI dengan realisasi impor bawang putih 170.000 ton. "Sementara kebutuhan (bawang putih) itu 50.000 ton per bulan. Harusnya yang sudah keluar itu 250.000-300.000 ton," kata Reinhart.

Padahal, lanjut dia, Pusbarindo telah melengkapi sejumlah persyaratan administrasi untuk mendapatkan SPI Bawang Putih.

Namun hingga kini SPI tersebut belum juga diterbitkan sehingga mereka juga tidak dapat melaksanakan impor.

Reinhard juga mengatakan, pihaknya bersurat kepada Kementerian Perdagangan sebanyak tiga kali untuk mendapatkan kepastian terkait masalah ini. Namun hingga saat ini belum mendapatkan titik terang terkait carut marut perizinan impor.

"Bersuratnya Maret, April dengan tembusan ke kementerian dan lembaga terkait. Intinya biar ada kejelasan supaya saya meneruskan keluhan (ke anggota)," kata Reinhart.

Lantaran suplai atau ketersediaan yang sangat sedikit, sementara dari sisi permintaan terus meningkat, membuat harga bawang putih di pasaran pun menjadi mahal.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, rata-rata harga bawang putih ukuran sedang secara nasional mencapai Rp 38.750 per kilogram pada Kamis (25/5/2023). Angka tersebut naik dibandingkan posisi bulan lalu yang mencapai Rp 33.950 per kilogram.

Sementara harga bawang putih kemarin, Jumat (2/6/2023), masih mahal yakni Rp 35.350 per kilogram.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan terus kerja sama dan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) guna percepatan proses dan realisasi pengadaan importasi bawang putih.

Pengadaan tersebut diperlukan untuk mendorong penambahan pasokan sehingga dapat menjaga stabilitas harga bawang putih di tingkat konsumen.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya intens terus melakukan komunikasi bersama Kemendag guna membahas progres penerbitan Surat Perizinan Impor (SPI) bawang putih.

“Kita terus bersama-sama Kemendag melakukan koordinasi untuk percepatan pengadaan, seluruh dokumen telah disiapkan dan prosesnya tengah berjalan,” ujar Arief

Adapun regulasi terkait pengadaan dari luar (impor) berkaitan dengan beberapa kementerian/lembaga. Penerbitan kuota Rencana Impor Produk Hortikultura (RIPH) merupakan kewenangan Kementerian Pertanian. Sementara Surat Perizinan Impor (SPI) merupakan ranah Kementerian Perdagangan.

Sedangkan Bapanas bertugas melakukan perhitungan ketersediaan dan kebutuhan pangan sebagai dasar perumusan kebijakan dan penetapan kebutuhan impor.

Ihawal ketersediaan bawang putih, Arief meminta masyarakat tidak perlu khawatir. Pasalnya, dengan perencanaan yang telah dilakukan, pemerintah melalui Bapanas dan Kementerian atau Lembaga terkait memastikan ketersediaan bawang putih terjaga sepanjang tahun.

“Kita juga terus lakukan pemantauan dan penghitungan melalui Neraca Pangan Nasional. Ini sesuai arahan Bapak Presiden agar pasokan dan keseimbangan harga pangan dijaga sepanjang tahun,” ujarnya.

Baca juga: Masih Ketergantungan, 95 Persen Bawang Putih di RI Hasil Impor

Daftar negara asal impor bawang putih:

Data bawang putih impor dari China
- 2015: 482.125 ton
- 2016: 445.515 ton
- 2017: 550.906 ton
- 2018: 585.531 ton
- 2019: 472.503 ton
Rata-rata: 507.316 ton

Data bawang putih impor dari India
- 2015: 377 ton
- 2016: 3.116 ton
- 2017: 8.169 ton
- 2018: 465 ton
- 2019: 19 ton
Rata-rata: 2.429 ton

Data bawang putih impor dari Taiwan
- 2015: -
- 2016: -
- 2017: 138 ton
- 2018: 1.685 ton
- 2019: -
Rata-rata: 365 ton

Data bawang putih impor dari Amerika Serikat
- 2015: 95 ton
- 2016: 250 ton
- 2017: 232 ton
- 2018: 244 ton
- 2019: 391 ton
Rata-rata: 242 ton

Baca juga: Suplai Minim Bikin Harga Bawang Putih Melejit

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com