Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ANJT Alokasikan Capex Rp 595 Miliar, Untuk Apa Saja?

Kompas.com - 07/06/2023, 19:30 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mengalokasikan belanja modal atau capex sebesar 40 juta dollar AS yang setara Rp 595 miliar (kurs Rp 14.878 per dollar AS). Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Keuangan ANJT Nopri Pitoy, dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (7/6/2023).

"Kami mengalokasikan capex di 2023 lumayan banyak, 40 juta dollar AS, dimana 10 juta dollar AS (Rp 148,7 miliar) kami pakai untuk melakukan penanaman kembali kebun yang sudah tua dan kurang produktif untuk menunjang profitabilitas kedepannya dan memastikan produksi tetap terjaga," kata Nopri.

Selain itu, ANJT juga mengalokasikan 10 juta dollar AS untuk capex rutin yang digunakan di perkebunan milik perseroan yang terdapat di beberapa lokasi.

Nopri mengatakan, dana capex juga digunakan untuk pembangunan pabrik kompos di kebun yang berada di Kalimantan Barat.

Baca juga: Dibayangi Kekhawatiran Harga CPO, ANJT Optimistis Pendapatan Masih Tumbuh di Akhir 2020

Selain itu juga capex digunakan untuk pembangunan fasilitas penjualan CPO, hingga pembangunan kawasan mitigasi api, mengingat lokasi perkebunan yang rawan kebakaran.

"Kami juga membangun mitigasi api dengan membangun waduk dan kanal-kanal dibKalimantan Barat, karena di tempat itu sangat rawan kebakaran," tambahnya.

Adapun kontribusi pendapatan ANJ bersumber dari CPO yang mencapai 50,08 juta dollar AS. Walaupun saat ini harga CPO terkoreksi disebabkan oleh produksi yang akan memasuki puncak produksi, dia percaya bahwa tren harga CPO dalam jangka panjang masih bullish.

“Faktor yang mempengaruhi harga jual CPO antara lain seperti gangguan pasokan dan krisis energi akibat ketegangan politik berkepanjangan antara Ukraina dan Rusia serta eskalasi konflik antara China dan Taiwan. Selain itu, potensi El Nino juga akan menganggu pasokan global dan produksi kelapa sawit,” ungkap Nopri.

Baca juga: Harga Pupuk dan Solar Naik, Laba Bersih Austindo Turun

 


Nopri juga menjelaskan strategi yang akan akan dilakukan perusahaan pada tahun ini adalah dengan melakukan replanting (penanaman kembali) pada kebun-kebun yang berusia tua dan tidak produktif untuk tetap menjaga profil usia tanaman yang seimbang. Strategi ini akan mempercepat pertumbuhan di masa depan seraya mempertahankan profitabilitas dan arus kas.

“Hingga kuartal I-2023, profil usia tanaman kami 45 persen dalam kondisi prima karena berada di usia 8 sampai 20 tahun. Berikutnya 24 persen tanaman sawit kami adalah tanaman muda dan profil usia tanaman tua terdapat sebanyak 14 persen,” tambahnya.

Nopri merinci, kondisi ini adalah hasil dari penanaman kembali yang dilakukan oleh perusahaan sejak tahun 2015 hingga saat ini. Hingga kuartal I-2023, total lahan yang telah dilakukan penanaman kembali seluas 9.586 hektar, termasuk 370 hektar yang dilakukan pada kuartal I-2023.

Strategi lainnya yang juga akan diterapkan untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan inovasi agronomi, teknologi dan transformasi digital menggunakan GIS dan EPMS (Electronic Plantation Mobile Solution). Beberapa inovasi juga akan dijalankan untuk mengurangi dampak cuaca ekstrim akibat perubahan iklim, seperti pengomposan, drip fertigation dan pengelolaan air.

“Kami berharap dengan menjalankan strategi keseimbangan usia tanaman melalui program replanting agar dapat meningkatkan produktivitas dalam jangka panjang dan menjaga pertumbuhan di masa depan. Kami akan terus melanjutkan praktik perkebunan yang berkelanjutan dengan inovasi agronomi, teknologi dan transformasi digital, serta mencapai ambisi ESG kami," lanjut Nopri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com