Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Sebut APBN Makin Sehat, Pemerintah Batal Tarik Utang Rp 290 Triliun

Kompas.com - 04/07/2023, 13:05 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi, realisasi penarikan utang tidak akan mencapai target yang telah ditetapkan dalam APBN 2023. Hal ini seiring dengan proyeksi defisit anggaran yang lebih rendah, ditopang pendapatan negara yang bakal melampaui target.

Melalui akun resmi Instagram-nya, Sri Mulyani mengatakan, pembiayaan utang sepanjang tahun ini diproyeksi menurun 41,6 persen dari target yang ditetapkan, atau sekitar Rp 289,9 triliun. Sebagai informasi, pada tahun ini pemerintah menargetkan pembiayaan utang sebesar Rp 696,3 triliun.

Sementara itu, defisit anggaran akan ditekan ke kisaran 2,28 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau sebesar Rp 486,4 triliun. Ini lebih rendah dari target yang ditetapkan, yakni sebesar 2,84 persen terhadap PDB, atau secara nilai sebesar Rp 598,2 triliun.

Baca juga: Surplus APBN Semester I-2023 Capai Rp 152,3 Triliun, Sri Mulyani: Ini Hasil Positif

Ditekannya defisit merupakan hasil dari pendapatan negara yang diproyeksi mencapai Rp 2.637,2 triliun hingga akhir tahun ini. Nilai ini setara dengan 107,1 persen dari target yang ditetapkan.

Dari sisi belanja, Sri Mulyani memproyeksi, nilainya mencapai Rp 3.123,7 triliun. Nilai ini setara sekitar 102 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp 3.061,2 triliun.

"APBN 2023 terus bekerja keras melindungi rakyat dan ekonomi. APBN juga makin sehat dan sustainable," ujar dia, dalam akun resmi Instagram-nya, dikutip Selasa (4/7/2023).

Baca juga: Ombudsman Minta Sri Mulyani Bayarkan Utang ke Masyarakat Senilai Rp 258,6 Miliar

Adapun hingga semester pertama 2023, APBN masih mencatatkan surplus sebesar Rp 152,3 triliun. Nilai ini lebih rendah dibanding surplus Mei sebesar Rp 204,3 triliun.

Sementara itu, keseimbangan primer mencatat surplus sebesar Rp 368,2 triliun. Sebagai informasi, keseimbangan primer adalah total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.

"Ini hasil positif yang sangat baik," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Penerimaan Pajak Melambat, Sri Mulyani: Dampak Pelemahan Ekonomi Sudah Mulai Muncul

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Sri Mulyani Indrawati (@smindrawati)

 

Tercatat hingga paruh pertama tahun ini realisasi pendapatan negara mencapai Rp 1.407,9 triliun, atau setara 57,2 persen dari target yang ditetapkan. Nilai ini sebenarnya masih tumbuh secara tahunan, namun sudah tidak lagi mencapai level 'double digit', yakni hanya sebesar 5,4 persen.

Secara rinci, pendapatan yang berasal dari penerimaan pajak sebesar Rp 970,2 triliun atau setara 56,5 persen dari target yang ditetapkan (tumbuh 9,9 persen). Kemudian, penerimaan bea cukai sebesar Rp 135,4 triliun (turun 18,8 persen). Terakhir, PNBP sebesar Rp 302,1 triliun atau setara 68,5 persen target ditetapkan (tumbuh 5,5 persen).

Di sisi belanja negara, realisasinya mencapai Rp 1.254,7 triliun atau setara 41 persen dari target yang ditetapkan. Realisasi ini tumbuh tipis dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar 0,9 persen.

Baca juga: Sri Mulyani: Banyak Negara Tidak Mampu Bertahan akibat Tekanan Ekonomi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com