Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DBS Proyeksikan IHSG Mampu Tembus Level 7.500 di Akhir Tahun

Kompas.com - 07/07/2023, 20:40 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - DBS Group memproyeksikan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menembus level 7.500 sampai akhir 2023.

Head of Research DBS Group Maynard Arif mengatakan, ada beberapa sentimen positif yang menjadi dasar pertimbangan, seperti pertumbuhan ekonomi sampai adanya periode kampanye di akhir tahun.

"Target IHSG 7.500 sampai akhir tahun. Kalau membandingkan beberapa negara, valuasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di ASEAN bagus," ujar dia dalam Media Briefing bersama Ekonom Bank DBS, Jumat (7/7/2023).

Ia menambahkan, hasil valuasi yang dilihat dalam sepuluh tahun belakangan masih berada di bawah satu persen. Angka valuasi disebut masih tergolong murah, apalagi dibandingkan dengan pertumbuhannya.

Baca juga: Menutup Pekan, Rupiah dan IHSG Berakhir di Zona Merah

Untuk itu, masuk paruh kedua 2023, DBS menaruh pandangan positif terhadap IHSG dan Hang Seng, Hongkong.

"Tim riset DBS bilang market yang prospektif di semester dua adalah Hongkong dan Indonesia, sementara pada market-market lainnya netral," imbuh dia.

Lebih lanjut, Maynard menjelaskan pasar domestik memang masih menunggu kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed).

Di sisi lain, tren inflasi disebut telah melandai dan cenderung mengalami perbaikan.

Penurunan inflasi merupakan katalis yang baik bagi konsumen dan pengambil kebijakan seperti Bank Indonesia (BI), untuk menilik kemungkinan menurunkan suku bunga acuan.

Baca juga: Soal Rencana IPO Freeport, Ini Jawaban BEI

Lebih lanjut, ia menerangakan, adanya masa kampanye yang jatuh pada akhir tahun juga dapat menjadi faktor yang mendorong IHSG dapat mencapai level 7.500.

Dampak positif kampanye yang baru mulai 28 November 2023 diproyeksikan akan mulai dirasakan pada kuartal IV-2023.

Berdasarkan catatannya, IHSG biasanya akan cenderung bergerak positif sebelum dan menjelang pemilihan umum (pemilu).

Pada pemilu 2014 misalnya, sektor konsumer relatif bergerak naik. Sektor pertambangan juga dalam tren positif.

Sementara pada pemilu 2019, sektor konsumer justru mengalami penurunan.

"Ini yang menarik, karena setiap pemilu itu beda-beda. Secara teori sektor konsumer, transportasi, dan logistik biasanya naik, tapi di sahamnya belum tentu," tandas dia.

Baca juga: Obligasi II BRI Finance Oversubscribe 342 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com