Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Perantau, Hilang Risau berkat JKN

Kompas.com - 22/08/2023, 12:12 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

SERUYAN, KOMPAS.com – Mad Sangadat (30) masih ingat betul tabungan hasil kerjanya baru ada Rp 6,9 juta ketika tiba hari kelahiran putra pertamanya enam tahun silam di perantauan.

Dia tengah mengadu nasib di Desa Kenawan, Permata Kecubung, Sukamara, Kalimantan Tengah (Kalteng) kala itu, 753 km dari asalnya Purbalingga, Jawa Tengah (Jateng).

Sang istri, Dwiningsih Afriati (30), sebelumnya sudah dijadwalkan untuk menjalani operasi caesar pada 12 Juli 2017. Di luar kuasa mereka, janin yang dikandung sungsang dan leher terlilit tali pusat.

Baca juga: Cara Daftar BPJS Kesehatan Online via Mobile JKN dan WhatsApp

Setelah membayar travel berangkat berdua, uang simpanan Adat pun tinggal tersisa Rp 6,4 juta setibanya di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalteng.

Meski kondisi ekonomi keluarganya belum mantap dan jaringan sosialnya masih terbatas di tanah orang, dia mengaku saat itu tidak terlalu risau dengan biaya perawatan istri dan anaknya.

Alasannya karena pekerja lepas di perkebunan sawit tersebut telah lebih dulu menjadikan istri dan calon buah hatinya sebagai peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Enggak terbayang kalau saat itu kami belum ikut BPJS Kesehatan. Buat operasi caesar saja, biayanya bisa sampai Rp 20 juta. Mungkin kami sudah nangis-nangis jika masuk RS sebagai pasien umum, bingung mau utang ke mana,” ucapnya saat diwawancarai Kompas.com pada Kamis (17/8/2023).

Adat bersyukur tabungannya ketika itu bisa dioptimalkan untuk mencukupi kebutuhan istri dan bayinya pascakelahiran.

Hal itu karena harga-harga kebutuhan di Kalimantan jauh lebih mahal daripada di Jawa. Dia pun merasa tabunganya sangat minim.

Dwi sendiri mulai ikut suaminya hijrah ke Kalimatan ketika sudah hamil empat bulan. Keyakinannya untuk pindah salah satunya juga karena telah mendaftar JKN sejak baru menikah pada 2016.

Dia tenang karena biaya kontrol kehamilan lanjutan maupun berobat jika sewaktu-waktu sakit dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

Baca juga: Manfaat Aplikasi i-Care JKN yang Diluncurkan BPJS Kesehatan

Daerah terpencil

Dwi bercerita, selama mengakses layanan di beberapa faskes di Pulau Borneo sebagai peserta JKN segmen mandiri kelas II, keluarganya tak pernah mendapatkan diskriminasi. Status mereka sebagai penduduk pendatang juga tak pernah sekali pun jadi kendala.

“Kami kan sempat pindah beberapa kali selama di sini (Kalimantan). Yang terjadi, di mana pun kami berobat, pelayanannya sangat baik. Kehadiran kami tak dibedakan dengan pasien non-JKN. Beberapa waktu lalu anak kedua kami juga dilayani dengan optimal ketika opname di RSUD Melawi, Kalbar,” ucapnya puas.

Lagi pula sebut Dwi, kondisi faskes di Kalimantan ternyata tak seperti yang ia bayangkan di awal. Realitasnya, tak jauh tertinggal dari di Jawa.

Dia menemukan banyak desa bahkan telah dilengkapi dengan puskesmas pembantu (Pustu) untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Hal itu terjadi pula di tempat tinggalnya sekarang yang terpencil, di Desa Tumbang Darap, Kecamatan Seruyan Hulu, Seruyan, Kalteng.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Whats New
Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Whats New
Kominfo Kembali Buka Pendaftaran Startup Studio Indonesia, Ini Syaratnya

Kominfo Kembali Buka Pendaftaran Startup Studio Indonesia, Ini Syaratnya

Whats New
41 PSN Senilai Rp 544 Triliun Dikebut Rampung 2024, Ini Kendala Pembangunannya

41 PSN Senilai Rp 544 Triliun Dikebut Rampung 2024, Ini Kendala Pembangunannya

Whats New
Bangun Smelter, Tahun Ini ADMR Alokasikan Capex hingga 250 Juta Dollar AS

Bangun Smelter, Tahun Ini ADMR Alokasikan Capex hingga 250 Juta Dollar AS

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com