Sementara mengenai laju LRT Jabodebek yang harus melambat hingga 20 kilometer per jam saat melintasi longspan tersebut, dia menjelaskan hal tersebut merupakan hal yang wajar dilakukan oleh moda transportasi kereta api.
"Misalnya di kota berapa kecepatannya 30-40 km per jam. Kalau di tikungan itu 20 km per jam ya wajar kan, mau kecepatan berapa lagi? Wong di lurus saja cuma 30-40 km per jam, jadi di tikungan semua kereta api pasti melambat," jelasnya.
Sementara mengenai masalah perbedaan spesifikasi kereta yang membuat pintu kereta tidak sejajar dengan pintu peron stasiun saat berhenti, Presiden Jokowi memastikan masalah ini sudah teratasi.
Hal ini berdasarkan hasil tinjauan Presiden pada Kamis (10/8/2023) menjajal LRT Jabodebek dari Stasiun Jati Mulya Bekasi ke Stasiun Dukuh Atas Jakarta.
Baca juga: Cashless, Simak Cara Bayar Tiket LRT Jabodebek
Jokowi mengatakan, perjalanan ini dilakukan untuk memeriksa sistem operasional LRT yang perlu ada penyesuaian dalam beberapa waktu terakhir.
"Saya lihat sekarang ini, tadi saya cek di beberapa sudah pas. Jadi dicek sekali lagi bagus. Akhir bulan insya Allah sudah dioperasikan," kata Jokowi.
Tidak hanya itu, dari segi biaya, proyek ini sempat mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) dari Rp 29,9 trilun menjadi Rp 32,5 triliun. Pembengkakan biaya sebesar Ro 2,6 triliun ini akhirnya ditambal dengan APBN 2021 melalui penyertaan modal negara (PMN).
Terlepas dari sederet permasalahan tersebut, LRT Jabodebek kini sudah dapat dinikmati masyarakat untuk mobilitas sehari-hari.
Baca juga: Pahami, Ini Cara Naik LRT Jabodebek
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.