Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Tantangan yang Dihadapi Dibalik Digitalisasi Sektor Keuangan

Kompas.com - 29/08/2023, 20:10 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Transformasi keuangan digital terus menunjukkan pertumbuhan yang siginifikan dari tahun ke tahun. Hal ini seiring dengan pertumbuhan akses internet serta jumlah populasi yang terus bertambah.

Mantan Ketua DK OJK Wimboh Santoso mengatakan, ada beberapa aspek penting pada keuangan digital yang menjadi concern. Diantaranya, peningkatan konektivitas dan akses, peningkatan literasi pengguna, dan perlindungan konsumen.

“Sektor finansial membutuhkan akses terutama bagi masyarakat pedesaan. Di sisi lain, (transformasi) sektor finansial juga memiliki benefit. Digitalisasi di sektor keuangan akan memberikan manfaat bagi banyak masyarakat terutama UMKM,” kata Wimboh dalam acara ADB Indonesia Development Talk, secara virtual, Selasa (29/8/2023).

Menurut dia, keuangan digital akan mendorong peningkatan jumlah transaksi keuangan. Adapun penyumbang dari pertumbuhan jumlah transaksi itu berasal digital landing, digital investment, hingga asuransi.

Baca juga: Manfaat Digitalisasi Pasar Melalui QRIS bagi UMKM

Namun, perlu diketahui bahwa saat ini 40 persen dari industri di sektor keuangan sudah bersiap untuk melakukan digitalisasi. Hal ini dilakukan karena didukung oleh regulasi yang baik, transparansi, dan risk manajemen.

“Misalkan saja platform digital services, seperti startup, yang mana akan ada banyak pertanyaan untuk meyakinkan penggunanya bagaimana transparansinya, dan bagaimana platform tersebut melindungi konsumennya,” jelas dia.

Dia menambahkan, institusi keuangan merupakan lembaga yang memiliki regulasi tinggi. Sebanyak 44 persen dari industri memperoleh support dari regulasi, karena mengingat inovasi digital memberikan servis yang lebih baik, akses yang cepat, dan murah.

“Itu membuat antusias bagi bisnis digital services di dunia, tidak hanya di Indonesia saja. Tapi kalau bicara soal Indonesia, dengan populasi yang tinggi, 88 persen diantaranya adalah pengguna internet,” jelas dia.

Baca juga: OJK: Layanan Digital Berpeluang Dorong Inklusi Keuangan

“Jumlah transaksi e-commerce 27,5 miliar dollar AS di 2021, sementara itu, pengguna internet saat ini sebanyak 274 juta masyarakat,” tambah dia.

Wimboh mengatakan, saat ini ekonomi Indonesia mayoritas didukung oleh Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs). Dimana, 23,9 persen merupakan UMKM yang berpotensi ke digital. 5,4 juta usaha menengah, dan 200.000 startup, termasuk Decacorn dan Unicorn.

“Indonesia merupakan surga bagi pertumbuhan digital services. Jika kita melihat lebih detail, estimasi pertumbuhan dari digital service bisa mencapai 10,5 miliar dollar AS. Yang disumbang dari bisnis seperti Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan sebagainya yang mana mereka juga melakukan ekspansi ke negara tetangga,” ungkapnya.

Dia mengatakan, saat ini masyarakat Indonesia tengah dalam euforia menggunakan digital services, mulai dari p2p lending, digital financial inovation, Securities Crowdfunding atau SCF, payment, e-wallet hingga e-commerce. Namun ia menekankan pentingnya untuk memahami konsekuensi dari hal tersebut.

“Yang paling dikhawatirkan adalah konsekuesnsi digital services, seperti cyber crime. Melalui transisi ke digital, perlu dipahami dampaknya bagi pengguna,” ungkap dia.

Wimboh menambahkan, dalam perkembangan digital services, hal yang tidak kalah penting adalah ekosistem. Disamping regulasi dan policy juga penting, talent juga tidak kalah dibutuhkan untuk mengembangkan digital services.

“Bukan hanya untuk membangun dan memastikan profit bertumbuh, tapi juga secara bisnis jangka panjang. Dengan demand yang tinggi di sektor digital services, kerja sama dengan pemerintah, regulator, praktisi, akademisi, pakar teknologi perlu dilakukan. Demikian juga dalam membangun risk manajemen,” tegas dia.

Di sisi lain, pertumbuhan digital services yang sangat cepat juga mendorong penyesuaian-penyesuaian dalam bisnis. Seperti, penurunan biaya operasional, hingga perampingan pada karyawan.

“Mereka tumbuh dengan cepat, dan pada dasarnya mereka telah siap dalam penetrasi bisnis. Tapi pertumbuhan yang cepat itu mendorong banyak starup melakukan penurunan nilai dan perampingan,” tegas dia.

Baca juga: Transformasi Digital Bank di Indonesia Butuh Adopsi Teknologi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com