Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Banyak WNI Gemar Sembunyikan Uang di Bank Swiss?

Kompas.com - 05/09/2023, 21:24 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Swiss selama ini dikenal sebagai negara Eropa tempat teraman penyimpanan uang para miliader dunia. Mereka yang menyimpan uangnya di Swiss tak hanya para pengusaha kelas atas, namun juga para kriminal hingga organisasi terlarang.

Di Tanah Air, tercatat banyak pengusaha nasional yang menyimpan uangnya di Swiss. Hal ini bisa terlihat saat pemerintah Indonesia memberlakukan tax amnesty atau pengampunan pajak.

Banyak pengusaha Indonesia mulai mengungkap kekayaan mereka yang tersimpan di luar negeri dalam program tax amnesty, termasuk di bank-bank Swiss.

Bahkan Presiden Jokowi pada 2016 sempat menyebut kalau ada uang para WNI yang disembunyikan di Swiss hingga mencapai Rp 11.000 triliun.

Baca juga: Mengapa Negara-negara Maju Gemar Punya Utang Sangat Besar?

“Datanya saya ada di kantong saya ada. Yang hadir di sini saya hafal satu, dua masih nyimpan di sana, masih. Wong namanya ada di kantong saya,” kata Jokowi dikutip dari laman Setkab.

Lalu mengapa bank-bank di Swiss jadi lokasi favorit menimbun kekayaan para miliader?

Alasan WNI parkir uang di Swiss

Dikutip dari laman CQ, sebagai negara suaka pajak tertua di dunia, bank-bank di Swiss memiliki reputasi dalam menjaga kerahasiaan para pemilik dana (anonimitas). Selain itu, keamanan perbankan di Swiss juga sangat terjamin.

Kerahasiaan dan keamanan penyimpanan dana di Swiss ini tetap berlaku hingga saat ini, meski pemerintah negara itu beberapa kali melakukan pelonggaran terkait kerahasiaan dalam aturan finansial mereka.

Reputasi bank-bank Swiss dalam menjaga kerahasiaan nasabah ini begitu terkenal. Saking populernya, banyak para pemimpin dunia seringkali menuduh para lawan politiknya yang korup menyembunyikan uang haramnya di Swiss.

Baca juga: Mengapa Israel Begitu Kaya Raya?

Mengapa banyak penjahat simpan uang di Swiss? Lalu apakah menyimpan uang haram seperti dari hasil korupsi dan kriminal dianggap ilegal di Swiss?

Pemerintah Swiss seringkali mengklaim memberlakukan aturan keuangan untuk membatasi praktik pencucian uang haram di bank-bank yang ada di negaranya. Namun hal itu dianggap banyak kalangan seperti retorika belaka.

Ini karena pencucian uang sendiri hampir sulit terdeteksi. Karena dalam praktiknya, para penjahat dan koruptor bisa saja menyimpan uangnya di bank Swiss melalui perusahaan cangkang dari negara surga pajak lain.

Sehingga sangat sulit mendeteksi apakah uang yang disimpan di bank-bank Swiss merupakan uang hasil bisnis ilegal atau legal.

Bank Swiss, karena sifat undang-undang negara mereka yang digunakan untuk menjaga kerahasiaan rincian pemegang rekening, membuat mereka menjadi pilihan yang tepat untuk menyembunyikan kekayaan yang tidak terhitung.

Baca juga: Khrushchyovka, Cara Uni Soviet Sediakan Rumah Murah bagi Warganya

"Swiss adalah negara pertama yang mendefinisikan sistem perbankan modern. Dari nomor rekening, brangkas rahasia, dan teknologi mutakhir kerahasiaan perbankan banyak diperkenalkan pertama kali oleh bank-bank Swiss," terang Ashis Shanker, Kepala Investasi Motial Oswal, salah satu perusahaan yang menjalankan penempatan dana.

Sudah berjalan ratusan tahun

Perbankan di Swiss juga sudah menjalankan praktik ini selama berabad-abad, ratusan tahun lebih lama ketimbang perbankan Amerika Serikat. Swiss sejak abad pertengahan sudah jadi tempat parkir uang para penguasa feodal Eropa.

Swiss juga dikenal sebagai negara oportunis. Selama menguntungkan secara ekonomi, menjalankan bisnis kerahasiaan penyimpan uang bukan suatu masalah.

Negara ini juga menempatkan diri sebagai negara netral dan jauh dari konflik. Swiss tetap meraup untung dari sistem keuangan yang dijalankannya sekalipun saat daratan Eropa dikoyak Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Para diktator, kaisar, perdana menteri, jenderal militer, pengusaha dari para negara berperang, baik pihak poros maupun sekutu, sama-sama menyimpan uangnya di bank-bank Swiss.

Baca juga: Mengapa Hitler Menolak Melunasi Utang Jerman ke Negara Sukutu?

Pemimpin Partai Nazi Jerman, Adolf Hitler salah satunya, ia diketahui banyak menimbun uang di lembaga keuangan Swiss.

Medan pegunungan Swiss juga memudahkan Swiss untuk membuat brankas rahasia berukuran super.

“Mereka juga menerapkan proses berteknologi tinggi yang memastikan anonimitas klien mereka. Satu-satunya orang yang akan memiliki akses ke identitas klien adalah pemilik bankir swasta dan beberapa manajer berpangkat tinggi lainnya, membuat seluruh operasi menjadi sangat rahasia," kata Shanker.

"Selama berabad-abad, undang-undang Swiss juga dirancang sedemikian rupa sehingga hampir mustahil untuk mengetahui apakah seseorang memiliki rekening di bank Swiss, apalagi mengetahui detailnya," tambah dia.

Aturan keamanan dan kerahasiaan nasabah ini memang tak luput dari protes banyak negara. Namun nyatanya hal ini tetap bertahan.

Pemerintah dan aparat di banyak negara seringkali frustasi apabila mengetahui dana para penjahat dari negaranya disimpan di Swiss.

Baca juga: Kisah Hitler Bangun Ekonomi Jerman yang Hancur Lebur usai Perang

Apakah Swiss masih seketat dulu?

Pemerintah Swiss sendiri mulai melonggarkan aturan keamanan dan kerahasiaan nasabah setelah kejadian Serangan 11 September (9/11). Saat itu, Amerika Serikat menekan Swiss untuk mengungkapkan rekening yang diduga terkait dengan para teroris.

Era kerahasiaan dan keamanan di Swiss juga mulai perlahan mengendur setelah pada Oktober 2018, Administrasi Pajak Federal Swiss (FTA) mulai berbagi informasi tentang orang-orang yang memiliki rekening di bank mereka dengan negara masing-masing.

Pengaturan yang melibatkan FTA secara otomatis berbagi informasi seperti nama pemilik, alamat, negara tempat tinggal, saldo rekening dan rincian lainnya memungkinkan otoritas masing-masing negara untuk memeriksa apakah pembayar pajak mereka telah menyatakan rekening keuangan asing mereka.

Namun tetap saja, aturan bisa saja dikelabuhi. Beberapa pemilik dana menyewa para pengacara dan akuntan hebat untuk menyiasati setiap aturan terbaru dari pemerintah Swiss.

Baca juga: Bagaimana Hitler Membangun Ekonomi Jerman yang Hancur Pasca-PD I?

Penting juga untuk diketahui bahwa tidak semua kekayaan di bank Swiss berasal dari para kriminal. Pengusaha besar juga cenderung menyimpan sebagian dari kekayaan mereka di bank Swiss untuk melindungi diri mereka dari hal-hal buruk.

Hal-hal buruk tersebut seperti tuntutan hukum, pajak tinggi, kudeta, atau bahkan sesuatu yang bersifat pribadi seperti penyelesaian perceraian agar hartanya tidak dibagi ke pasangannya.

Karena sifat ekonomi Swiss yang stabil, uang yang disimpan di bank Swiss juga cenderung tetap aman dan kebal dari sebagian besar bencana global dan perang.

Meski menawarkan bunga sangat rendah, tak ada yang mengalahkan soal jaminan keamanan dan kerahasiaan uang yang disimpan di Swiss.

Baca juga: Mengenal Eigendom, Bukti Kepemilikan Tanah Warisan Belanda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com