Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HSBC Indonesia Gelontorkan Kredit Hijau Rp 307 Miliar ke Indo-Rama

Kompas.com - 18/09/2023, 17:34 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) menyalurkan pinjaman berjangka hijau (green term loan) sebesar 20 juta dollar AS kepada PT Indo-Rama Synthetics, Tbk.

Nilai pinjaman tersebut setara dengan Rp 307,42 miliar pada kurs Rp 15.371 per dollar AS. Indo-Rama Synthetics sendiri merupakan anak perusahaan dari Indorama Corporation Pte. Ltd., Singapore (Indorama).

Presiden Direktur dan Group CFO Indorama V. S. Baldwa mengatakan, pinjaman berjangka hijau tersebut akan digunakan untuk mendukung Indo-Rama mengurangi konsumsi energi.

Baca juga: Kembangkan Metode Ibu Kota Hijau, Otorita IKN Gandeng Stanford Doerr

Caranya melalui instalasi mesin baru dengan teknologi dan penggunaan energi yang lebih efisien pada perluasan pabrik benang pintal.

Perluasan pabrik benang pintal Indorama bukan hanya dapat memenuhi permintaan konsumen, tetapi juga merupakan aspek keberlanjutan.

"Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi energi sekitar 20 persen yang diperoleh dari penggunaan mesin-mesin dan teknologi yang lebih hemat energi," kata dia dalam konferensi pers, Senin (18/9/2023).

Baca juga: Bangun Infrastruktur Hijau, Pemerintah Dongkrak Pembangkit EBT hingga Ekosistem Kendaraan Listrik

Ia menambahkan, hal ini sejalan dengan rencana peningkatan Environmental, Social, and Governance (ESG) Indorama secara luas yang meliputi peta jalan dekarbonisasi, inisiaitif sumber daya terbarukan seperti contohnya instalasi panel tenaga suraya, serta menggiatkan penggunaan bahan-bahan yang dapat didaur ulang.

Sementara itu, Managing Director dan Head of Wholesale Banking HSBC Indonesia Riko Tasmaya mengatakan, pihaknya mendukung transisi ke ESG untuk klien-klien HSBC.

Kerja sama dengan Indo-Rama ini lebih kepada efiensi energi yang digunakan perusahaan.

Baca juga: Demi Ekonomi Hijau, Bank Mandiri Dukung Penerapan Sustainable Financing di Indonesia

"Jadi bagaimana kami financing di-structure sedemikian rupa sehingga bisa support energi efficiency dari perusahaan ini," kata dia.

Pinjaman ini termasuk pinjaman jangka panjang dengan jangka waktu di bawah lima tahun. Ia menjelaskan, HSBC tidak mematok sektor khusus untuk penyaluran pembiayaan hijau ini.

"Jadi kami memang coba di semua sektor yang kami punya appetite, untuk support bagaimana transisi ESG ini berjalan," tandas dia.

Baca juga: Potensi Ekonomi Hijau dan Biru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

BrandzView
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Whats New
Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com