Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anggito Abimanyu
Dosen UGM

Dosen Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ketua Departemen Ekonomi dan Bisnis, Sekolah Vokasi UGM. Ketua Bidang Organisasi, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia

Inflasi Pangan Mengancam?

Kompas.com - 25/09/2023, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Inflasi inti tahunan, yang tidak mencakup harga-harga yang dikendalikan pemerintah dan harga bahan pangan yang fluktuatif, menurun pada Agustus menjadi 2,18 persen dari 2,43 persen pada bulan sebelumnya.

Survei pengamat memperkirakan tingkat 2,30 persen untuk Agustus. Pengamatan lebih mendalam terhadap data tersebut menunjukkan bahwa meskipun inflasi umum hanya sedikit meningkat, inflasi beras tahunan meningkat menjadi 13,76 persen pada Agustus, yang merupakan tingkat tertinggi sejak Juni 2012.

Para pedagang beras mengeluhkan terbatasnya pasokan karena lahan sawah dilanda kekeringan akibat pola cuaca El Nino. Dampaknya mulai terasa meningkat mulai bulan September dan Oktober tahun ini.

Indonesia telah menyetujui kuota impor sebesar 2,3 juta metrik ton untuk membantu meningkatkan pasokan beras di dalam negeri.

Pengamat masih percaya, sampai saat ini kenaikan harga beras diperkirakan terbatas karena adanya rencana impor dari negara-negara Asia Tenggara, dan memperkirakan inflasi umum akan tetap terkendali.

Inflasi umum semakin menurun mulai bulan depan karena tingginya efek dasar kenaikan harga bahan bakar pemerintah pada September 2022.

Sebagai bahan pokok, inflasi beras akan memengaruhi daya beli. Namun secara umum, komoditas pangan menunjukkan tren moderasi yang mengimbangi dampak (kenaikan) harga beras.

Di samping impor, tim pemantauan inflasi daerah juga terus bergerak di semua daerah memantau dan mengendalikan perkembangan harga beras dan pangan lainnya.

Indonesia telah meluncurkan program untuk meningkatkan produksi di lahan seluas 500.000 hektar (1,2 juta hektar) yang masih menerima air, melalui upaya seperti menyediakan mesin dan bibit yang lebih baik.

Produksi di daerah yang masih memiliki pasokan air, seperti Kalimantan Selatan, yang biasanya menghasilkan 800.000 ton, akan didorong untuk menutup kekuarang di daerah kekeringan. Pemerintah juga memberikan petani pompa air untuk membantu irigasi.

Bantuan sosial juga mengalir. Program bantuan sosial senilai Rp 8 triliun sebulan hingga bulan September untuk membagikan lebih banyak beras kepada rumah tangga petani berpenghasilan rendah.

Ancaman inflasi pangan dari gangguan jangka pendek El Nino, yakni penurunan produksi beras dan pangan lainnya sebenarnya sudah diperkirakan sebelumnya.

Masalanya terpulang dari efektivitas koordinasi di seluruh wilayah Indonesia. Yakni penguatan sinergi kebijakan antara Bank Indonesia, kebijakan pemerintah pusat dan daerah dalam upaya pengendalian inflasi.

Khususnya untuk mengamati dan mengelola gangguan jangka pendek seperti dampak El Nino pada gagal panen dan respons kebijakan, seperti impor beras, peningkatan produtivitas, bantuan petani dan operasi pasar harus sinkron.

Jika tidak sinkron dan tindakan serta kebijakan berjalan sendiri-sendiri, maka ekspektasi kenaikan inflasi pangan akan kejadian dan membuat inflasi melayang jauh dari harapan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com