Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi AS 4,9 Persen pada Kuartal III 2023

Kompas.com - 27/10/2023, 10:55 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

Ilustrasi belanja di supermarket atau pasar swalayan. SHUTTERSTOCK/MINERVA STUDIO Ilustrasi belanja di supermarket atau pasar swalayan.

“Ke depannya, konsumen tidak akan melakukan pembelanjaan dengan jumlah yang sama, pemerintah tidak akan melakukan pembelanjaan dengan jumlah yang sama, dan dunia usaha tampaknya juga akan memperlambat pengeluaran mereka,” kata Arone.

Baca juga: Bank Dunia Sebut Sektor Jasa Bisa Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

“Ini menunjukkan bahwa ini mungkin merupakan angka puncak PDB, setidaknya dalam beberapa kuartal mendatang," imbuh dia.

Bahkan ketika pembayaran transfer pemerintah di era Covid-19 sudah habis, pengeluaran tetap kuat karena rumah tangga menarik tabungan dan meningkatkan saldo kartu kredit. Tingkat tabungan pribadi turun menjadi 3,8 perseb pada kuartal III 2023, dibandingkan 5,2 persen pada periode sebelumnya.

Selain itu, pendapatan riil setelah pajak turun 1 persen pada kuartal tersebut setelah meningkat 3,5 persen pada kuartal II 2023.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi AS juga terjadi meskipun The Fed tidak hanya menaikkan suku bunga pada kecepatan tercepat sejak awal tahun 1980-an, namun juga berjanji untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi sampai inflasi kembali ke tingkat yang dapat diterima.

Baca juga: Bank Dunia Sebut Pertumbuhan Ekonomi Asia Timur dan Pasifik Capai 5 Persen pada 2023

Inflasi telah berjalan jauh melampaui target tahunan bank sentral sebesar 2 persen, meskipun tingkat inflasi setidaknya telah surut dalam beberapa bulan terakhir.

“Intinya bagi Federal Reserve adalah tidak adanya resesi yang terlihat, dan para pengambil kebijakan dapat merasa puas dengan mengetahui bahwa mereka dapat mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, tanpa memicu kehancuran perekonomian AS,” tutur Matthew Ryan, kepala strategi pasar di Ebury.

Selain suku bunga dan inflasi, konsumen juga menghadapi berbagai masalah lainnya.

Dimulainya kembali pembayaran pinjaman mahasiswa diperkirakan akan mengurangi anggaran rumah tangga, sementara kenaikan harga bahan bakar dan goyahnya pasar saham akan berdampak pada tingkat kepercayaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com