Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Diramal Sulit Jadi Negara Maju pada 2045, Pemerintah Masih Optimistis

Kompas.com - 01/11/2023, 05:45 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menyatakan, peluang Indonesia untuk menjadi negara maju pada 2045 sangat kecil.

Alih-alih menjadi negara maju, Indonesia diproyeksi masuk ke jebakan negara pendapatan menengah atau middle income trap.

Pernyataan itu disampaikan LPEM FEB UI dalam dokumen White Paper bertajuk "Dari LPEM bagi Indonesia: Agenda Ekonomi dan Masyarakat 2024-2029". Secara garis besar, Indonesia disebut belum memenuhi syarat cukup untuk menjadi negara maju.

Baca juga: Saat 2 Negara Maju Kompak Hentikan Proyek Kereta Cepat, Sedangkan RI Jalan Terus

Menanggapi pernyataan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah selalu optimistis dengan target yang telah dipatok.

Dalam berbagai kesempatan, pemerintah menyatakan Indonesia ditargetkan menjadi negara maju pada 2045, dengan pendapatan per kapita mencapai 30.300 dollar AS per tahun.

"Pemerintah selalu optimistis (menjadi negara maju)," ujar Airlangga saat ditemui di Hotel Sheraton, Jakarta, Selasa (31/10/2023).

Baca juga: Syarat Indonesia Jadi Negara Maju: Gaji Pekerja Minimal Rp 10 Juta Per Bulan

Untuk merealisasikan target tersebut, pemerintah tengah melaksanakan sejumlah upaya. Salah satunya ialah dengan menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Cooperation and Development/OECD).

Lewat keanggotaan "klub negara maju" itu, pemerintah berupaya mendapatkan dukungan untuk mengakselerasi laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Berbagai instrumen OECD akan dimanfaatkan pemerintah guna mendorong upaya Indonesia menjadi negara maju melalui penetapan kebijakan standar tinggi.

Baca juga: Mau Gabung Klub Negara Maju, Pemerintah Bakal Bentuk Komite Nasional

"Kita kan sudah mau masuk di dalam kerangka OECD, jadi banyak hal yang sudah dan akan kita siapkan transformasi berikutnya," tutur Airlangga.

Sebagai informasi, dalam dokumen White Paper yang dibuat, LPEM FEB UI menyoroti lambatnya laju pertumbuhan pendapatan nasional bruto (PNB) RI. Berdasarkan data Bank Dunia, rata-rata pertumbuhan PNB RI hanya mencapai 3,5 persen pada periode 2011-2022.

Padahal, untuk mencapai target menjadi negara maju sebelum 2045, Indonesia disebut membutuhkan tingkat pertumbuhan PNB rata-rata sebesar 5 persen per tahun.

Baca juga: Mengapa Negara-negara Maju Gemar Punya Utang Sangat Besar?

Perhitungan itu bahkan masih dibuat dengan asumsi batas bawah kelompok negara berpendapatan tinggi tahun 2023, yakni sebesar 13.846 dollar AS per tahun.

Selain itu, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia juga masih lebih rendah dibanding negara-negara yang telah berhasil menjadi negara maju. LPEM FEB UI mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di kisaran 5 persen.

Sementara itu, Korea Selatan mampu mencatatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 12 persen, China rata-rata tumbuh 10,6 persen, dan Thailand 7,5 persen untuk menjadi negara maju.

"Berdasarkan perbandingan antara kondisi Indonesia dan kondisi negara lain, peluang Indonesia untuk menjadi negara berpendapatan tinggi di tahun 2045 sangat kecil karena beberapa kondisi dasar pendorong kemajuan ekonomi belum dimiliki oleh Indonesia saat ini," tulis LPEM FEB UI.

Baca juga: Menyongsong Indonesia Jadi Negara Maju

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com