Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Negara-negara Maju Gemar Punya Utang Sangat Besar?

Kompas.com - 05/09/2023, 21:01 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Utang pemerintah seringkali jadi isu sensitif di banyak negara, terutama negara-negara berkembang. Namun tak demikian halnya di banyak negara maju.

Sebagian besar pemerintah negara maju menerbitkan surat utang dalam jumlah besar, bahkan jor-joran. Secara global, negara-negara pemilik utang terbesar di dunia juga didominasi oleh para negara maju.

Misalnya saja, per tahun ini Pemerintah Federal Amerika Serikat (AS) sendiri tercatat sebagai negara dengan utang tertinggi dunia. Negara adi daya ini diketahui memiliki utang sebesar 32 triliun dollar AS atau jika dirupiahkan mencapai Rp 480.000 triliun (kurs Rp 15.000).

Bandingkan dengan utang pemerintah Indonesia yang per Juli 2023 berada di level Rp 7.855,53 triliun.

Beberapa negara maju lain di peringkat teratas dengan jumlah utang terbesar dunia seperti Inggris, Jerman, Perancis, dan Belanda.

Baca juga: Membandingkan Kenaikan Utang Pemerintah Era Jokowi Vs SBY

Namun demikian, membandingkan utang negara berkembang seperti Indonesia dengan utang jumbo yang dimiliki negara maju juga bukan sesuatu yang relevan. Ini karena negara maju memiliki beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki negara berkembang.

Alasan negara maju gemar berutang

Dikutip dari Investopedia, utang pemerintah adalah utang yang timbul dari sebuah janji pemerintah untuk membayar di kemudian hari. Janji pembayaran pokok utang plus bunganya itu direalisasikan dalam bentuk penerbitan surat utang.

Utang pemerintah diperlukan untuk mengerek pertumbuhan ekonomi. Ini mirip dengan perusahaan yang berutang demi membiayai proyek atau bisnis baru untuk mengejar keuntungan lebih banyak.

Pembayaran surat utang ini dijamin sepenuhnya oleh negara, sehingga hampir tak ada risiko gagal bayar, kecuali negara bersangkutan mengalami kebangkrutan.

Baca juga: Membandingkan Utang Pemerintah Era SBY dan Jokowi, Mana Paling Besar?

Keuntungan negara maju

Nah yang terjadi dalam perekonomian global, negara-negara maju diuntungkan dengan banyak faktor yang beberapa di antaranya tidak dimiliki oleh negara berkembang.

Keuntungan atau juga bisa disebut keistimewaan inilah yang membuat beberapa negara maju gemar berutang banyak, jauh lebih besar daripada negara berkembang.

Berikut keuntungan negara maju dalam berutang dibandingkan dengan negara berkembang sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber.

1. Peringkat utang

Peringkat utang ini sangat berkaitan dengan reputasi dan kondisi perekonomian negara. Negara-negara maju, lazimnya memiliki peringkat utang yang jauh lebih baik dibandingkan negara-negara berkembang.

Sebelum membeli surat utang negara, investor bakal menentukan risiko investasinya. Utang beberapa negara maju, seperti Amerika Serikat, umumnya dianggap bebas risiko, sedangkan utang negara berkembang membawa risiko lebih besar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com