Lebih lanjut Arief menjelaskan, utilisasi pupuk menjadi salah satu faktor determinan produktivitas padi. Perlu adanya input yang akurat di tingkat hulu, sehingga produksi petani di hilir dapat terdorong naik.
"Subsidi pupuk harus benar-benar menyasar ke petani yang produktif. Ini untuk selaraskan antara tingkat produksi dan produktivitasnya. Nantinya di hilir, Bapanas siapkan BUMN sektor pangan sebagai offtaker hasil petani, termasuk beras yang dikelola oleh Perum Bulog," ujarnya.
Baca juga: Pupuk Indonesia Ajak Mahasiwa Pertanian Jadi Pendamping Petani
Arief mengatakan, penugasan untuk pendistrisbusian pupuk juga menjadi tugas atau PR besarnya yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika seminggu setelah ia resmi menjabat sebagai Plt Mentan. Hal itu mengingat Musim Tanam (MT) I yang dimulai dari Oktober, november, dan Desember 2023 akan tiba.
"Kemudian berikutnya lagi persiapan musim tanam. Jadi, arahan Pak Jokowi nomor satu pupuk, sekarang saya lagi detailkan pupuk. Ada 26.000 titik outlet lebih punya Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) akan saya kontrol, semuanya harus ada pupuk, baik komersial maupun subsidi," kata Arief.
Atas tugas itulah Plt Mentan Arief langsung tancap gas mengecek ketersediaan pupuk.
Di Karawang, Jawa Barat, Arief bersama eselon I Kementerian Pertanian langsung meninjau kios-kios penjual pupuk di sana. Arief berbincang-bincang dengan penjaga kios untuk menacari tahu keluhan apa yang kurang dari kios itu.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya