Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Thailand Melambat Dua Kuartal Berturut-turut, Jauh di Bawah Ekspektasi

Kompas.com - 21/11/2023, 15:06 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian Thailand melambat pada kuartal III-2023. Analis memperkirakan tren ini akan berlanjut.

Produk domestik bruto Thailand tumbuh 1,5 persen secara tahunan sampai akhir September 2023. Hasil itu jauh di bawah ekspektasi ekonom yakni sebesar 2,4 persen.

Jumlah tersebut bahkan lebih rendah dari pertumbuhan di kuartal II-2023 sebesar 1,8 persen secara tahunan.

Baca juga: Pemerintah Akan Tambah Impor Beras 1,5 Juta Ton dari Vietnam dan Thailand

Ekonom Bank DBS Chua Han Teng menjelaskan, hasil ini sekaligus berarti perekonomian Thailand telah melemah dua kuartal berturut-turut.

"Belanja publik, persediaan dan ekspor barang melambat, meskipun konsumsi swasta dan pariwisata menguat,” kata dia dikutip dari CNBC, Selasa (21/11/2023).

Ia menambahkan, ruang belanja publik semakin menyempit di tengah kebijakan populis.

Baca juga: Indonesia Sudah Impor Beras 1,6 Juta Ton, Terbanyak dari Thailand

Sedikit catatan, setelah berbulan-bulan mengalami kebuntuan politik dan volatilitas pasar saham, Srettha Thavisin terpilih sebagai perdana menteri Thailand pada akhir September 2023.

Hal itu terjadi di tengah ekspektasi para ekonom soal pemulihan ekonomi jangka panjang yang akan menjadi tantangan.

Sementara itu, analis di Bank of America Global Research mencatat, lemahnya PDB sisi produksi selama beberapa kuartal berturut-turut menandakan ekonomi Thailand lebih lemah dari yang ditunjukkan sentimen pasar, meskipun ada pertumbuhan konsumsi yang kuat

Baca juga: RI, Malaysia, dan Thailand Kompak Berupaya Singkirkan Dollar AS

"Mengantisipasi dampak yang lebih nyata dari pengetatan kebijakan moneter di masa depan,” tulis analisis tersebut.

Sebelumnya, Bank of Thailand menaikkan suku bunga utamanya untuk kedelapan kalinya berturut-turut pada pertemuan kebijakan bulan September. Bank sentral Thailand itu mengatakan, pertumbuhan ekonomi dan tekanan inflasi akan meningkat tahun depan.

Namun analis Nomura memperkirakan bank sentral Thailand akan mengambil jeda pada pertemuan berikutnya pada 29 November 2023 dan pada 2024.

Baca juga: Indonesia Ekspor 96 Ton Bawang Merah ke Thailand

“Namun, kami terus melihat risiko penurunan suku bunga pada awal kuartal kedua tahun 2024,” kata Nomura.

“Yang penting, lemahnya PDB kuartal ketiga kemungkinan akan mengintensifkan dorongan pemerintah untuk memberikan dompet digital dalam jumlah besar, meskipun ada ketidakpastian seputar rencana pembiayaan,” ujar dia.

Jeda yang lama atau potensi penurunan suku bunga kebijakan BOT juga bisa berarti berita buruk bagi baht Thailand.

Penting diketahui bath Thailand telah merosot 1,3 persen terhadap dolar sepanjang tahun ini dan menuju penurunan tahunan keempat.

Baca juga: Indonesia Akan Tiru Vietnam dan Thailand Terkait Insentif Kendaraan Listrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com