Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran AI Generatif untuk Bisnis Makin Dilirik, Jangan Lupakan soal Keamanannya

Kompas.com - 06/12/2023, 16:23 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tuntutan bisnis saat ini semakin tinggi seiring perubahan kebutuhan konsumen. Hal ini mendorong penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk membantu kustomisasi bisnis sesuai tuntutan tersebut.

Gavin Barfield, Vice President & Chief Technology Officer, Solutions, ASEAN Salesforce menyebutkan, dalam iklim ekonomi saat ini, AI yang terpercaya dapat berkontribusi besar bagi para pemimpin TI di Indonesia.

"Terutama, bagi mereka yang tengah menghadapi berbagai tekanan dalam memenuhi tuntutan bisnis dan kebutuhan pelanggan yang terus berubah,” kata Barfield, melalui keterangan pers, Rabu (6/12/2023).

Baca juga: 3 Fungsi AI yang Mendukung Pengembangan Karier di Kantor, Apa Saja?

Riset perusahaan CRM Salesforce menyebutkan, 87 persen pemimpin teknologi informasi (TI) di Indonesia mengatakan bahwa peran AI dalam organisasi mereka sudah cukup diakui, dan persentase ini diperkirakan akan terus meningkat.

Namun, sebanyak 47 persen organisasi TI di Indonesia menghadapi kesulitan dalam menjawab berbagai tuntutan bisnis yang ada. Situasi ini menjadi semakin menantang karena 69 persen dari perusahaan TI tersebut memproyeksikan adanya peningkatan permintaan layanan TI selama 18 bulan ke depan.

Permintaan terhadap pengembangan aplikasi atau layanan TI terus meningkat, baik yang ditujukan bagi kebutuhan pelanggan maupun karyawan internal. Namun, hanya 50 persen dari organisasi TI di Indonesia yang bisa mengimbangi semua permintaan tersebut.

Baca juga: Industri Asuransi Perlu Mulai Pakai AI, Ini Manfaatnya

Jangan lupakan keamanan

Dalam riset disebutkan, 53 persen pimpinan TI memiliki kekhawatiran terhadap praktik etika terkait AI generatif. Sehingga mereka berhati-hati terhadap solusi ini, alias tidak melupakan keamanannya.

Dalam riset juga disebutkan, meskipun perkembangan teknologi membawa berbagai inovasi, namun hal tersebut juga dapat mengakibatkan timbulnya celah atau kelemahan baru pada sistem keamanan sebuah organisasi, yang dapat dieksploitasi oleh para peretas.

Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa 60 persen pemimpin TI di Indonesia tengah mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan antara tuntutan bisnis dan keamanan.

Maka dari itu, tim TI pun diharuskan untuk mempertimbangkan semua opsi keamanan yang ada.

Baca juga: Meta Larang Pengiklan Politik Pakai Alat Iklan AI Generatif

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com