Salah satu edukasi yang dilakukan oleh Anwar yakni masalah sampah di rumah warga dan lingkungan. Anwar mengatakan ada sedikit ketidakpedulian warga terkait sampah. Dan ini bisa dilihat secara jelas setiap hari.y
“Warga Kota Metro kan bukan hanya yang memang asli sini, tetapi ada juga yang tinggal hanya sementara,” kata dia.
Dia mencontohkan, di asrama-asrama mahasiswa sering terlihat sampah menumpuk. Anwar tidak menyalahkan kondisi itu, karena bagi mereka yang sudah membayar iuran, tentu tidak terlalu peduli.
“Mereka sudah bayar iuran, tapi sampah masih numpuk. Ya tapi setidaknya, mereka bisa lebih perduli, kan mereka tinggal di kota ini,” kata Anwar.
Baca juga: Bersama Mencari Solusi Masalah Sampah Plastik di Indonesia
Edukasi inilah yang sedang dikuatkan oleh Anwar, bahwa kebersihan Kota Metro adalah tanggung jawab setiap orang yang tinggal di dalamnya, tanpa melihat apakah penduduk asli ataupun pendatang.
“Mindset ini yang harus diperhatikan. Memang susah, tapi pelan-pelan berubah,” kata dia.
Tetapi, perbedaaan mindset ini dirasa tidak terlalu sulit bagi Anwar. Dia pun mencoba beradaptasi agar tetap mendapatkan profit namun tidak melupakan edukasi kepada masyarakat dan lingkungan sekitar.
Menurut Anwar, karakteristik suatu wilayah di mana bank sampah itu berdiri bisa menjadi acuan agar adaptasi itu berjalan dengan baik.
Baca juga: SMGR Gunakan RDF dalam Produksi Semen, Atasi Persoalan Sampah
Seperti di Kelurahan Iringmulyo, di sepanjang jalan banyak gerai kuliner yang sisa produksi (jualan) menjadi sumber sampah. Lalu juga sekolah dan perguruan tinggi yang banyak memproduksi sampah dari kegiatan mereka.
“Itu sumber sampah semua, plastik, kertas, dan kardus,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.