Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angola Keluar dari OPEC, Tak Mampu Penuhi Kuota Produksi Minyak

Kompas.com - 22/12/2023, 06:40 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Angola mengatakan bakal keluar dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Menurut Menteri Perminyakan Angola Diamantino Azevedo, OPEC tidak lagi melayani kepentingan negara di Afrika tersebut.

Dikutip dari CNBC, Jumat (22/12/2023), keputusan Angola keluar dari OPEC dipandang sebagai pukulan terhadap organisasi produsen minyak tersebut. Sebab, dalam beberapa bulan terakhir OPEC berupaya menggalang dukungan bagi pengurangan produksi lebih lanjut guna menopang harga minyak.

Angola bergabung dengan produsen menengah lainnya, Ekuador dan Qatar, yang telah meninggalkan OPEC dalam dekade terakhir.

Baca juga: OPEC+ Sepakat Pangkas Produksi Minyak Mentah hingga 2 Juta Barrel Per Hari

Ilustrasi produksi minyak, harga minyak mentah. SHUTTERSTOCK/GOLDEN DAYZ Ilustrasi produksi minyak, harga minyak mentah.

“Kami merasa bahwa Angola saat ini tidak memperoleh keuntungan apa pun dengan tetap berada dalam organisasi tersebut dan, demi membela kepentingannya, memutuskan untuk keluar,” kata Azevedo, dikutip dalam pernyataan kepresidenan.

Harga minyak turun hampir 2 persen karena para analis mengatakan keluarnya Angola menimbulkan pertanyaan tentang kesatuan OPEC.

“Harga (minyak) turun karena kekhawatiran akan kesatuan OPEC+ sebagai sebuah kelompok, namun tidak ada indikasi bahwa lebih banyak negara besar dalam aliansi tersebut berniat mengikuti jejak Angola,” ujar analis UBS Giovanni Staunovo.

Angola, yang bergabung dengan OPEC pada tahun 2007, memproduksi sekitar 1,1 juta barrel minyak per hari, dibandingkan dengan 28 juta barrel per hari untuk seluruh negara anggota OPEC.

Baca juga: OPEC Peringatkan Bahaya Kurangnya Investasi di Industri Minyak

OPEC tidak segera membalas permintaan komentar. Adapun tiga orang delegasi mengatakan keputusan Angola untuk meninggalkan negaranya merupakan sebuah kejutan.

Angola tidak mampu memproduksi cukup minyak untuk memenuhi kuota OPEC sejak 2019. Negara tersebut telah berjuang untuk membalikkan penurunan produksi minyak sejak mencapai puncaknya sebesar 2 juta barrel per hari pada tahun 2008.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com