Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembus Target, Ekonomi China Tumbuh 5,2 Persen

Kompas.com - 16/01/2024, 21:05 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNN

HONG KONG, KOMPAS.com - Perdana Menteri China Li Qiang mengatakan perekonomian China tumbuh 5,2 persen pada 2023. Angka pertumbuhan ekonomi China tersebut lebih tinggi dari target resmi yang ditetapkan pemerintahan.

Hal tersebut disampaikan pada pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

"Pada 2023 lalu, perekonomian China secara umum telah pulih dan membaik,” kata dia dikutip dari CNN, Selasa (16/1/2024).

Baca juga: Xi Jinping Akui Ekonomi China Berada dalam Masalah

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. SHUTTERSTOCK/TENDO Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.

Sebelumnya, pemerintah China mematok target pertumbuhan ekonomi ada di angka 5 persen.

Target tersebut disampaikan sehari sebelum negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi resmi 2023.

Sepanjang tahun, China dilanda serangkaian masalah ekonomi. Itu termasuk krisis real estat, tingginya angka pengangguran kaum muda, deflasi, dan populasi yang menua dengan cepat.

Secara umum, dunia internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi China justru melambat jadi sekitar 4,5 persen pada 2023.

Baca juga: Impor RI Tembus Rp 303,35 Triliun, China Jadi Pemasok Utama

"Bahkan jika ada liku-liku dalam perekonomian China, tren positif jangka panjang secara keseluruhan tidak akan berubah," imbuh dia.

Sedikit informasi, Perdana Menteri China Li Qiang merupakan pemimpin China paling senior yang menghadiri forum Davos secara langsung sejak Presiden Xi Jinping pada 2017.

Presiden China Xi Jinping.SHUTTERSTOCK/KALIVA Presiden China Xi Jinping.

Sebelumnya, Presiden Xi Jinping menyebut negaranya memang sedang dilanda masalah, terutama terkait lapangan pekerjaan.

China disebut mengalami masa kritis ketika bergelut dengan perlambatan ekonomi. Itu ditandai dengan lemahnya permintaan, meningkatnya pengangguran, dan kepercayaan bisnis yang terpuruk.

Baca juga: Chatib Basri: 1 Persen Perlambatan Ekonomi China Bikin Ekonomi Indonesia Turun 0,3 Persen

Ia juga menyebut, beberapa perusahaan juga sedang mengalami masa yang sulit.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com