Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serikat Petani Minta HPP Gabah Naik, Ini Jawaban Bapanas

Kompas.com - 19/01/2024, 15:56 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Ilustrasi beras. SHUTTERSTOCK/JADED ART Ilustrasi beras.

Ketut mengatakan, pemerintah melakukan impor beras secara terukur untuk menjaga stabilitas harga beras.

Ia mengatakan, Indonesia butuh minimal 2,5 juta ton beras lantaran produksi beras pada Januari 2024 diperkirakan 900.000 hingga 1.200.000 juta ton.

Baca juga: Dalami Dugaan Monopoli Gabah, KPPU Bakal Panggil Wilmar

"Artinya minus kan, sebelumnya lagi kita harus memperkuat stok yang dibilang pemerintah," ujarnya.

Lebih lanjut, terkait kekhawatiran harga gabah turun akibat impor beras, Ketut mengatakan, beras impor masuk ke Indonesia sebelum panen raya.

"Aturan impor itu adalah masuk sebelum panen raya, dan setahu saya panen raya kita agak mundur sekarang," ucap dia.

Sebelumnya, pemerintah berencana mengimpor beras sebanyak 3 juta ton selama 2024. Kepala Bapanas Arief mengungkapkan, kebijakan tersebut merupakan keputusan pemerintah untuk mengantisipasi defisit neraca bulanan.

Baca juga: Beras Sumo Setop Diproduksi, Ikappi Duga karena Harga Gabah Terlalu Tinggi

Pada saat yang sama, bantuan pangan beras terus digulirkan kepada masyarakat berpendapatan rendah untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi.

Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras bulanan pada Januari 2024 sebesar 0,9 juta ton dan Februari 2024 sebesar 1,3 juta ton. Jumlah ini berada di bawah rata-rata konsumsi beras bulanan yang diperkirakan sebesar 2,5 juta ton.

"Kita tidak bisa menunggu stok habis sehingga perlu antisipasi agar stabilitas pangan tetap terjaga. Jadi kita perlu siapkan beberapa bulan ke depan. Apalagi dampak El Nino terhadap penurunan produksi itu, baru terasa dua atau tiga bulan berikutnya," ujar Arief dalam siaran persnya, Selasa (9/1/2024).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com