Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD Sebut Pemerintahan Jokowi Banyak Impor

Kompas.com - 21/01/2024, 22:20 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 3 Mahfud MD tak menampik bahwa pemerintah saat ini banyak mengimpor beragam komoditas pangan.

Dia membeberkan berdasarkan data yang dimilikinya, pemerintahan Presiden Jokowi akan mengimpor kedelai, susu, gula hingga beras.

"Faktanya ini catatannya impor kedelai saja direncanakan akan masuk sebanyak 2 juta ton, susu sebanyak 280 juta ton, gula pasir 4 juta ton, beras 2,8 juta ton, dan daging sapi,” ujarnya dalam debat kedua Cawapres di Senayan JCC, Minggu (21/1/2024).

Baca juga: Debat Panas Gibran dan Mahfud MD soal Green Inflation

Padahal kata Mahfud MD, dalam debat Pilpres 2019, Jokowi menjanjikan tidak akan impor pangan saat ditanya oleh Prabowo yang saat itu juga jadi calon presiden.

Berdasarkan data itu, dia bertanya ke calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, bagaimana langkah yang akan ditempuh agar bisa menciptakan kemandirian pangan.

“Semakin banyak nih angkanya (impor pangan). Saya tanyakan posisi mas Gibran sebagai calon wakil presiden bagaimana konsep Trisakti Bung Karno tentang kemandirian pangan?,” tanya dia.

Ihwal itu, Gibran menjelaskan untuk menciptakan Indonesia bisa swasembada pangan, pihaknya akan melanjutkan program food estate. Dia tak menampik ada beberapa food estate yang gagal. Namun di sisi lain, kata dia, ada juga food estate yang berhasil.

Baca juga: Mahfud MD Bangga, Orang Madura Jadi Pelopor Ekonomi Hijau

“Ada kok yang berhasil panen, misalnya di Kalteng itu sudah panen jagung, jagung, intinya jangan diberikan narasi-narasi yang menakutkan. Kita optimistis (berhasil),” ungkap Gibran.

Saat ini, pemerintah membuka rencana pengadaan impor di tahun 2024 ini untuk komoditas beras, bawang putih, dan kedelai.

Sedangkan khusus beras, pemerintah berencana akan mengimpor beras, sebanyak 2 juta ton.

Sementara kedelai dan bawang putih juga pasti akan diimpor lantaran Indonesia belum mampu produksinya sendiri. Namun untuk besaran kuotanya juga masih di bahas.

Baca juga: Mahfud MD Bangga, Orang Madura Jadi Pelopor Ekonomi Hijau

Di sisi lain pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) menetapkan besaran stok pangan yang harus dimiliki pemerintah sampai akhir tahun 2024 nanti.

Hal itu ditetapkan dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 379.1/TS.03.03/K/11/2023 tentang Jumlah, Standar Mutu, dan Harga Pembelian Pemerintah Dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) Tahun 2024.

Berikut adalah rincian CPP selama 2024:

  1. Beras minimal 2,4 juta ton dengan stok akhir tahun minimal 1,2 juta ton
  2. Jagung minimal 250.000 ton dengan stok akhir tahun minimal 60.000 ton
  3. Kedelai minimal 100.000 ton dengan stok akhir tahun minimal 20.000 ton
  4. Daging sapi minimal 20.000 ton dengan stok akhir tahun minimal 2.500 ton
  5. Daging kerbau minimal 100.000 ton dengan stok akhir tahun minimal 5.000 ton
  6. Daging ayam minimal 12.000 ton dengan stok akhir tahun minimal 600 ton
  7. Telur ayam minimal 7.000 ton
  8. Gula konsumsi minimal 250.000 ton dengan stok akhir tahun minimal 25.000 ton
  9. Minyak goreng minimal 100.000 kilo liter dengan stok akhir tahun minimal 5 ribu kiloliter)
  10. Bawang merah minimal 100 ton 11 bawang putih minimal 1.000 ton dengan stok akhir tahun minimal 100 ton
  11. Cabai minimal 100 ton
  12. Ikan kembung minimal 250 ton dengan stok akhir minimal 50 ton

Baca juga: Selesaikan Masalah Tanah Adat, Mahfud MD Janji Tertibkan Birokrasi dan Aparat Hukum

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com