Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal 2024, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 107,6 Triliun

Kompas.com - 22/02/2024, 17:31 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengawali tahun 2024, pemerintah sudah melakukan penarikan utang baru, dengan nilai lebih dari Rp 100 triliun. Pembiayaan anggaran dilakukan meskipun kas negara masih mencatatkan surplus.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, realisasi pembiayaan anggaran mencapai Rp 106,4 triliun hingga pengujung Januari 2024. Nilai itu sudah setara dengan 20,4 persen dari target yang ditetapkan Rp 522,8 triliun.

Nilai realisasi pembiayaan itu lebih tinggi dibanding dengan periode yang sama tahun lalu. Tercatat realisasi pembiayaan anggaran pada Januari tahun lalu sebesar Rp 96,7 persen atau setara 16,2 persen target APBN 2023.

Baca juga: Cair, KAI Terima Utang dari China Sebesar Rp 6,98 Triliun untuk Tutupi Pembengkakan Biaya Kereta Cepat

"Pembiayaan anggaran on track, kita telah melakukan realisasi pembiayaan sebesar Rp 107,6 triliun di 2024 ini, khususnya di bulan Januari," ujar dia dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Januari 2024, Kamis (22/2/2024).

Penarikan utang dilakukan pemerintah meskipun APBN mencatatkan surplus. Tercatat hingga Januari lalu, kas negara mencatatkan surplus sebesar Rp 31,3 triliun atau setara 0,14 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Suahasil menegaskan, pemerintah melakukan pembiayaan anggaran dengan terjaga dan fleksibel. Pengadaan utang dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari waktu penarikan, besaran, bentuk instrumen, hingga bauran mata uangnya.

Baca juga: Data Teranyar, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp 6.344 Triliun

"Kapan kita terbitkan dalam rupiah dan kapan kita terbitkan dalam mata uang asing," katanya.

Selain itu, pemerintah juga memperhatikan dinamika pasar keuangan dalam melakukan pembiayaan anggaran. Pasalnya, hal itu akan memengaruhi kinerja penerbitan instrumen utang utama pemerintah, surat berharga negara (SBN).

"Tentu kita akan terus melakukan pemantauan atas dinamika pasar keuangan, supaya kita dalam menerbitkan SBN bisa terus betul-betul secara efisien, dan kita betul-betul mengantisipasi dan memitigasi seluruh risiko dari kondisi di tingkat global," ucap Suahasil.

Baca juga: Tukar Sampah Dapat Uang Digital, Simak Caranya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com