Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jago Finansial
Literasi Keuangan

Jago Finansial adalah wadah literasi keuangan, dari lika-liku pengelolaan keuangan, informasi seputar industri keuangan dan perbankan, hingga bank digital.

Kolaborasi dan Inovasi Digital Genjot Penetrasi Perbankan Syariah Indonesia

Kompas.com - 29/02/2024, 18:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JAUH sebelum ada bank modern, sistem perbankan syariah telah lebih dahulu mengawali peradaban. Kegiatan muamalah (non-riba), seperti penitipan harta serta peminjaman dan pengiriman uang, telah berkembang sejak zaman kenabian di Jazirah Arab.

Seiring dengan meningkatnya transaksi perdagangan lintas batas wilayah, praktik perbankan syariah kemudian berkembang dan meluas ke ke berbagai negara termasuk ke Indonesia.

Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar keempat dan penganut agama Islam paling banyak di dunia.

Baca juga: Lika-liku Pengelolaan Keuangan: Dari Amplop Kertas Putih ke Kantong Bank Digital

Berdasarkan laporan The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC), jumlah populasi Muslim di Indonesia pada 2023 mencapai 240,62 juta atau 86,7 persen dari total populasi 277,53 juta jiwa.

Sayangnya, potensi pasar yang luar biasa besar itu tidak sebanding dengan tingkat penetrasi perbankan syariah Indonesia yang masih minim.

Berdasarkan laporan Islamic Financial Service Board (IFSB) pada 2022, pangsa perbankan syariah Indonesia adalah 7,1 persen total pangsa pasar perbankan nasional.

Pencapaian tersebut jauh tertinggal dibandingkan dengan pangsa perbankan syariah Malaysia dan Brunei, yang masing-masing mencapai 66 persen dan 31 persen.

Kondisi ini berkorelasi dengan rendahnya tingkat inklusi dan literasi keuangan syariah Indonesia.

Baca juga: 4 Tips Capai Resolusi Keuangan Sehat dan Kemandirian Finansial

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK 2022, indeks inklusi keuangan syariah Indonesia baru 12,12 persen, tertinggal jauh dari indeks inklusi keuangan secara umum yang mencapai 85,10 persen.

Sementara, indeks literasi keuangan syariah berada pada level 9,14 persen, tertinggal dari indeks literasi keuangan secara umum yang mencapai 49,68 persen.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menyusun Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah 2023-2027, yang berfokus pada penguatan karakteristik perbankan syariah melalui kolaborasi dan inovasi pengembangan keunikan produk syariah, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Baca juga: Era Bank Digital, Aneka Transaksi Keuangan Cukup via Aplikasi di Gadget

Tidak hanya menjadi perhatian serius regulator, rendahnya inklusi dan literasi keuangan syariah juga menjadi tantangan bagi pelaku industri perbankan untuk dapat meningkatkan penetrasi perbankan syariah di Indonesia.

Tantangan jadi peluang

Salah satu pelaku industri keuangan yang mengubah tantangan tersebut menjadi peluang adalah Bank Jago, yang sukses mentransformasi layanan perbankan, dari yang sebelumnya harus tatap muka atau melalui kantor cabang menjadi serba digital atau cukup melalui telepon genggam.

Terobosan yang dilakukan Bank Jago cukup efektif memperluas inklusi keuangan, terutama dalam membuka akses keuangan formal bagi kelompok masyarakat yang selama ini sulit atau belum merasakan layanan perbankan (unbanked).

Baca juga: GoPay Tabungan Syariah by Jago Resmi Rilis, Cek Fiturnya

Head of Sharia Business Bank Jago Waasi Sumintardja menilai, inovasi dan kolaborasi yang didukung oleh digitalisasi harus menjadi langkah bersama dan perlu diakselerasi oleh berbagai pihak guna meningkatkan penetrasi keuangan syariah di Indonesia, terutama perbankan syariah.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com