Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kementan Percepat Pompanisasi di Lamongan untuk Optimasi Lahan Rawa hingga Tingkatkan IP

Kompas.com - 19/03/2024, 15:36 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan percepatan pemasangan pompa di lahan-lahan tadah hujan di Pulau Jawa yang masih mengalami kekeringan akibat dampak El Nino yang berkepanjangan.

Salah satu daerah yang menjadi fokus pompanisasi adalah Kabupaten Lamongan, yang memiliki lahan kering seluas 30.000 hektar (ha) dari total 94.460 ha.

Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil menyatakan bahwa saat ini terdapat lebih dari 2 juta ha lahan kering yang membutuhkan saluran air.

Untuk mencapai target tersebut, sekitar 1 juta ha di antaranya, termasuk di Kabupaten Lamongan akan segera mendapatkan pasokan air melalui pompa yang akan dipasang di sungai-sungai yang ada.

Baca juga: Antisipasi Banjir Susulan, Normalisasi Sungai Tenggang Semarang Bakal Dikebut

Ali menjelaskan bahwa pihaknya bersama dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) dan pihak terkait lainnya telah melakukan rapat untuk mempersiapkan Musim Tanam (MT) II.

"Kami berupaya memaksimalkan (penyaluran air untuk mengamankan setidaknya) 1 juta ha lahan pertanian, dengan 500.000 ha di Pulau Jawa dan 500.000 ha di luar Pulau Jawa, termasuk di Lamongan," ujarnya setelah meninjau percepatan tanam di Desa Pringgoboyo dan Desa Turi, Lamongan, Jawa Timur (Jatim), Selasa (19/3/2024).

Ali mengungkapkan bahwa sistem pompa yang akan diimplementasikan akan mengairi sawah-sawah yang saat ini hanya dapat ditanami satu kali setahun, meningkatkan produktivitas menjadi dua atau bahkan tiga kali tanam dalam setahun.

Jika upaya tersebut berhasil, kata dia, Indonesia dalam waktu dekat tidak akan perlu lagi mengandalkan kebijakan impor.

Baca juga: Jokowi Mau Impor Beras Lagi, Kali Ini dari Kamboja

"Kita punya potensi lahan tadah hujan seluas 3 juta ha. Nah, tadah hujan itu rata-rata baru satu kali tanam per tahun. Dan kemudian sebagai dampak El Nino tidak sedikit yang gagal. Untuk itu, sebagai alternatifnya kami giatkan pompa untuk mengaktifkan sawah-sawah kita pada MT II nanti,” tutur Ali.

Respons positif Bupati Lamongan

Pada kesempatan yang sama, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi memberikan sambutan positif terhadap upaya Kementan dalam mempercepat proses tanam melalui pompanisasi.

Ia berharap bahwa dengan langkah tersebut, Lamongan dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) menjadi tiga kali dalam setahun.

“(Hal) yang pasti, saat ini dari 94.460 ha baku sawah kita, 30.000 ha di antaranya adalah lahan tadah hujan. Dan kami menyambut baik apa yang disampaikan Pak Menteri Pertanian (Mentan) Yuhronur dan Pak Dirjen PSP Kementan Ali Jamil. Kami berharap ke depan bisa meningkatkan IP menjadi 2 dan 3," kata Yuhronur.

Baca juga: Kronologi Pemuda di Lamongan Tewas Diracun Pemandu Lagu dengan Racun Tikus

Untuk diketahui, di Desa Turi, Kecamatan Pringgoboyo, Kabupaten Lamongan, terdapat saluran air yang telah dibangun sejak 1990-an dan baru direhabilitasi pada 2018 dan 2022.

Saluran tersebut memiliki 10 pintu air dan luas lahan mencapai 224 ha. Saluran ini nantinya akan dioptimalkan untuk menyalurkan air dari pompa dan menjadi sumber irigasi.

Optimalkan gerakan pompanisasi 

Sebelumnya, di Bojonegoro, Mentan Andi Amran Sulaiman telah meminta agar gerakan pompanisasi dilakukan secara maksimal.

Halaman:


Terkini Lainnya

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com